Jablai hingga Trauma, 5 Penyebab Kucing Jadi Galak

Ada berbagai faktor yang membuat seekor kucing bersifat galak

Ekspresi kucing yang galak. Foto: Carava.

apahabar.com, JAKARTA - Kucing lazimnya punya penampilan yang menggemaskan. Namun, di balik tampang yang demikian, tidak menutup kemungkinan tersimpan sifat galak lagi agresif ketika disentuh manusia.

Hewan berkaki empat itu tak jarang mengeluarkan suara seperti mengaum manakala didekati manusia. Bahkan, ada pula yang sampai menggigit dan mencakar. 

Kelakuan yang demikian rupanya bukan tanpa alasan. Ada berbagai faktor yang membuat seekor kucing bersifat galak. Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya:

Jarang Disentuh Manusia

Penyebab kucing galak yang pertama ialah hewan tersebut jarang disentuh manusia. Lantaran tidak terbiasa dengan sentuhan, kucing bakal menganggap itu sebagai sebuah ancaman yang membuatnya tak nyaman.

Untuk mengurangi sifat galaknya itu, Anda bisa mulai mengelusnya perlahan secara bertahap, juga mengajaknya bermain. Hal sederhana itu mampu membuat kucing lebih lembut dan tidak agresif lagi.

Jarang Bersosialisasi

Tak berbeda jauh dengan faktor sebelumnya, jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar juga dapat membuat kucing merasa tidak nyaman. Sebab itulah, ketika ada orang baru yang menyentuhnya, kucing akan menolak dengan agresif.

Bagi Anda yang memelihara kucing, cobalah sesekali lepas kucing dari kandang agar leluasa bergerak dan bersosialisasi dengan kucing lainnya. Tak harus di luar rumah, Anda bisa lepas hewan tersebut di ruangan yang lebih besar ketimbang kandang.

Terlalu Dimanjakan

Selain jarang disentuh, sifat galak nyatanya juga bisa muncul kalau kucing terlalu dimanjakan. Misalnya, saat kucing melakukan kesalahan, Anda tak memberi hukuman atau mencontohkan hal yang benar.

Itu membuat kucing menganggap dirinya adalah pemimpin kawanan atau kepala kawanan. Hal ini tentu saja menjadikan kucing sulit untuk diperintah.

Trauma Berat

Alasan lain yang membuat kucing bersifat galak saat disentuh, ialah memiliki trauma dengan manusia lainnya. Pengalaman tak mengenakkan yang diterima sebelumnya membuat hewan tersebut was-was.

Trauma itu bisa disebabkan berbagai faktor, salah satunya mendapat perlakukan kekerasan dari manusia. Selain itu, juga bisa karena merasakan sakit akibat grooming yang pernah dia lakukan semasa kecil.

Menghilangkan rasa trauma berat yang ada di dalam diri hewan bisa dikatakan cukup sulit, bahkan membutuhkan banyak kesabaran. Ada baiknya, kucing melakukan rehabilitasi agar sikapnya bisa berubah secara perlahan-lahan.

Mengidap Penyakit

Saat kucing sedang merasa tidak enak badan atau sakit, biasanya hewan ini menjadi sangat agresif dan sama sekali tak bersahabat. Hal ini merupakan sebuah insting alami yang dimiliki seluruh makhluk hidup. 

Saat sakit, kucing tidak suka didekati oleh orang asing. Untuk itu, tak ada salahnya memeriksakan binatang berkaki empat tersebut ke dokter hewan guna mengetahui kesehatannya.