Isu Sepekan

Isu Sepekan: Tambang Ilegal IKN hingga Pengkhianatan Anies

Sejumlah isu dan peristiwa bergulir sepekan terakhir. Mulai dari IKN yang dikepung tambang hingga pengkhianatan Anies Baswedan.

Anies Baswedan. (Foto: apahabar.com/Aditama)

apahabar.com, JAKARTA - Sejumlah isu dan peristiwa bergulir sepekan terakhir. Mulai dari IKN yang dikepung tambang hingga pengkhianatan Anies Baswedan.

Berikut deretan pemberitaan yang dirangkum apahabar.com, sejak Senin (28/8) hingga Sabtu (2/9):

Praka RM: Anggota Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan Praka HS: Anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat Praka J: Anggota TNI di Kodam Iskandar Muda. (Foto: apahabar/dok PMJ)

Pemuda di Aceh Tewas Ditangan Tiga Prajurit TNI

Nasib malang menimpa pemuda bernama Imam Maskur (25) asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh. Ia dianiaya hingga tewas oleh seorang paspampres dan dua anggota TNI.

Setelah diusut. Kasus ini bermula dari penculikan dan penganiayaan. Motifnya, mencari uang tebusan.

Tiga pelaku itu adalah Praka RM, Anggota Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan. Lalu Praka HS, berdinas di Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat. Kemudian Praka J dari di Kodam Iskandar Muda.

Area Titik Nol IKN Nusantara. Foto: Kementerian PUPR

IKN Dikepung Tambang Ilegal

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur mengungkap fakta. Terdeteksi ada 127 pertambangan ilegal yang mengelilingi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Rinciannya, 16 titik di Kabupaten Penajam Paser Utara dan 111 di Kutai Kartanegara. 

Jumlah itu bisa saja bertambah. Karena Jatam belum meng-update temuan terbaru. Tapi mereka yakin masih ada yang belum terdeteksi.

Sejauh ini, muncul kecurigaan. Aktivitas pertambangan ilegal di sana dilindungi aparat.

Jalan nasional yang longsor di Km 171 Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Foto via Project M

Kasak-Kusuk Km 171 Tanah Bumbu

Tragedi jalan longsor Km 171 Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan memasuki babak baru. Kementerian PUPR sudah menyiapkan budget perbaikan. Namun mandek di ESDM.

Penyebabnya karena status tragedi. Apakah murni bencana alam, atau ulah pertambangan.

Jika itu karena bencana alam, sudah pasti pemerintah yang bertanggung jawab. Menggunakan dana APBN untuk memperbaiki.

Namun akan berbeda cerita jika kerusakan itu ulah tambang. Maka tanggung jawab ada pada si biang kerok. Bukan hanya perbaikan, tapi juga secara hukum.

Jadi, kita tunggu saja jawaban konkret dari Menteri ESDM. Apakah bencana alam, atau ulah tambang.

Anies Baswedan bersama pimpinan partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. (Foto: apahabar.com/Aditama)

Demokrat Dikhianati Anies

Susilo Bambang Yudhoyono sudah menyampaikan sikap partainya; Demokrat. Ia tegas, meresa dikhianati Anies Baswedan.

Cerita pengkhianatan ini bermula ketika Anies manut dengan Surya Paloh; Nasdem. Yang memilihkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi pasangan bakal cawapres-nya.

Yang jadi perkara, Demokrat tak tahu sama sekali tentang kesepakatan mendadak itu. Padahal mereka berharap Agus Harimurti Yudhoyono dijadikan pendamping.

Pengkhianatan itu membuat Demokrat akhirnya memutuskan hengkang dari koalisi pendukung Anies.

Cak Imin dipeluk usai datang di HUT-25 PAN. (Foto: apahabar.com/Aditama)

Cak Imin Mendadak Diincar KPK

Pasca mencuatnya nama Muhaimin Iskandar menjadi bakal cawapres Anies Baswedan. Nama Ketum PKB itu mendadak muncul masuk daftar incaran KPK.

Cak Imin berpeluang diperiksa. Ini terkait dugaan korupsi di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). 

Biar tahu saja. KPK tengah menyelidiki korupi pengadaan sistem proteksi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Kemenaker. Saat itu masih dijabat Cak Imin pada 2012 silam.

Gubernur nonaktif Lukas Enembe (foto:apahabar.com/dianfinka)

KPK Sulit Usut TPPU Lukas Enembe

Masih dari KPK. Lembaga pemberantas korupsi ini kesulitan mengusut unsur tindak pidana pencucian uang (TPPU) Gubernur Papua Nonaktif, Lukas Enembe.

Sampai saat ini, tim penyidik masih fokus. Mendalami saksi terkait uang puluhan miliar yang diangkut menggunakan pesawat jet pribadi.

Kabarnya, uang bernilai fantastis itu dibawa ke luar negeri. Faktanya itulah yang masih dicari KPK untuk membuktikan sangkaan TPPU.