News

Isu Istri Jenderal Sambo Selingkuh dengan Brigadir Yosua, Polisi: Tak Ada Bukti

apahabar.com, JAKARTA – Baku tembak antarpolisi di kediaman Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo, Kompleks Polri…

Irjen Pol Ferdy Sambo bersama istri. Foto: Ist

apahabar.com, JAKARTA – Baku tembak antarpolisi di kediaman Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, masih menyisakan banyak teka-teki. Utamanya mengenai alasan Brigadir Yosua nekat menerobos kamar istri Sambo.

Insiden maut sebelumnya melibatkan Bharada E dengan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Brigadir Yosua tewas tertembak.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan kejadian bermula ketika Brigadir Yosua tiba-tiba masuk ke kamar pribadi Irjen Sambo. Saat itu, Putri, istri Irjen Sambo, tengah beristirahat.

“Tiba-tiba Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap Ibu (Putri), Ibu sempat teriak dan kemudian sempat minta tolong kepada personel lain yang memang ada di rumah tersebut,” kata Budhi dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Wijaya, Selasa (12/7), seperti dikutip dari Kumparan.

Putri, sebut Budhi, tengah menjalani isolasi di rumah itu karena baru pulang dari luar kota. Sambil menunggu hasil tes PCR, dia memilih isolasi di rumah itu diantar oleh Brigadir Yosua sebagai sopir Putri.

Putri, masih versi polisi, lalu beristirahat di salah satu kamar. Tiba-tiba, Yosua masuk ke kamar itu. Di sanalah Yosua melecehkan Putri.

“Brigadir J melakukan pelecehan, berkata ‘diam kamu’, sambil menodongkan senjata ke Ibu Kadiv Propam,” kata Budhi.

Meski begitu, Putri tetap berteriak. Teriakan itu didengar oleh Bharada E yang berada di lantai 2.

Yosua yang panik, lalu keluar kamar. Bharada E dan Yosua bertemu di luar.

“Bharada E menegur, ada apa. Bukan dijawab, tapi dibalas tembakan,” tambah Budhi.

Yosua disebut melepas 7 kali tembakan ke aras Bharada E yang masih berada di tangga. Semua tembakan mengenai dinding. Bharada E lalu membalas dengan 5 tembakan ke arah Yosua.

Yosua tewas di lokasi dengan 4 luka tembak. Menurut Mabes Polri, saat peristiwa terjadi, Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo tengah tidak ada di rumah, melainkan sedang tes PCR.

Putri lalu menelepon suaminya. Sambo kemudian melaporkan peristiwa ini ke Polres Jakarta Selatan.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa Brigadir Yosua berani masuk ke kamar pribadi Irjen Sambo?

Menjawab pertanyaan itu, Budhi mengatakan pihaknya tidak menemukan bukti terkait dugaan perselingkuhan.

Tidak ada alat bukti ataupun bukti yang mendukung adanya hal tersebut.

Budhi melanjutkan, pihaknya hanya bekerja sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Budhi pun enggan berasumsi macam-macam.

“Jadi kami tidak mau berasumsi, hanya berdasar fakta yang kami temukan di TKP,” ucapnya.

Saling tembak antara Brigadir Yosua dengan Bharada E terjadi pada Jumat (9/7) sore. Bharada E telah diamankan dan tengah diperiksa oleh Propam Mabes Polri dan Propam Polres Metro Jakarta Selatan. Keluarga Yosua di Jambi masih mempertanyakan kematian anaknya.

Kondisi Putri Sambo

Rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Foto: Antara

Putri Candrawati menjalani trauma healing pascabaku tembak antara Bharada E dengan Brigadir Yosua.

Psikolog yang mendampingi trauma healing tersebut, Novita Tandry, mengatakan pendampingan psikis dilakukan di kediaman pribadi Putri sejak Selasa (12/6).

“Masih syok sih, jadi semalam saya bertemu pendampingan dengan beliau. Saya bisa katakan stres sedang ke berat,” ujar Novita saat dihubungi wartawan, Rabu (13/7) dikutip dari Detik.com.

Menurut Novita, Putri trauma pascakejadian. Masih menangis saat trauma healing dengannya.

“Beliau ya benar-benar dalam kondisi trauma. Dampak psikologis besar sekali apalagi menjadi saksi saat penembakan tersebut. Terus menerus menangis,” ucap Novita.

Selain itu, Putri juga disebut mengalami depresi. “Kaget, syok, marah, depresi ini yang sedang dialami Ibu Putri. Tapi ini bisa dari depresi bisa marah lagi itu bolak-balik, sampai nanti semua trauma healing-nya prosesnya sampai akhir,” jelasnya.

Lebih lanjut Novita menyebut dirinya akan melakukan pendampingan psikologis lanjutan terhadap Putri. Sebab trauma yang dialami Putri turut bisa berdampak kepada anak-anaknya.

“Ada, akan dilakukan secara intensif. Ibu yang mengalami trauma seperti ini, keadaan emosi yang tidak stabil tentunya anak-anak akan memberikan pengaruh kepada ke empat anak,” tuturnya.