Pengganti Wakapolri

ISESS: Komjen Dofiri Berpeluang Besar Gantikan Wakapolri Gatot Eddy

Pengamat Kepolisian ISESS menilai Irwasum Komjen Ahmad Dofiri berpeluang besar menggantikan Komjen Gatot Eddy di posisi Wakapolri

Wakapolri Komjen Gatot Eddy (Foto: ANTARA)

apahabar.com, JAKARTA - Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) menilai Komjen Dofiri berpeluang besar menggantikan Wakapolri Gatot Eddy yang sebentar lagi memasuki masa pensiun.

Pengamat dari ISESS, Bambang Rukminto melihat Irwasum Komjen Ahmad Dofiri dinilai paling pantas menduduki jabatan Wakapolri pengganti Gatot Eddy.

“Kalau melihat komposisi jenjang kepangkatan, termasuk senioritas, ada Komjen Agus (Kabareskrim), Komjen Ahmad Dofiri (Irwasum), Komjen Rycko Amelza (Kepala BNPT) dan Komjen Anang Revandoko (Kakorbrimob),” kata Bambang kepada apahabar.com, Rabu (7/6).

Baca Juga: Kompolnas: Pengganti Wakapolri Mesti Perkuat Konsolidasi Internal!

Bambang juga menilai Kakorbrimob Komjen Anang yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun juga dinilai kurang pas menduduki jabatan Wakapolri.

“Komjen Anang Revandoko akan pensiun Oktober tahun ini, yang berarti memiliki waktu sangat pendek untuk bisa mewarnai kebijakan Polri dalam waktu terbatas,” ujarnya.

Sementara, Komjen Rycko Amelza memiliki problem politis yang di mana sebelumnya Kepala BNPT itu pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca Juga: Ratusan Pejabat Polri Belum Serahkan LHKPN ke KPK

Sedangkan, untuk Kabareskrim Komjen Agus Andrianto, dia menilai Agus masih punya sejumlah pekerjaan rumah di Bareskrim Polri yang masih harus dituntaskan.

“Sementara Komjen Rycko memiliki problem politis karena pernah menjadi ajudan mantan Presiden SBY,” tuturnya.

“Komjen Agus Andrianto sampai saat ini masih tersandera dengan pekerjaan rumah di Bareskrim yang banyak belum tuntas,” lanjutnya menambahkan.

Baca Juga: Kabareskrim Bicara Soal Pemolisian Denny Indrayana

Maka dari itu, Bambang menilai Irwasum Komjen Ahmad Dhofiri dinilai paling layak mengganti Komjen Gatot Eddy di posisi Wakapolri saat ini.

Terlebih, dari kinerja Komjen Dhofiri selama ini terbilang mentereng sehinga dinilai paling layak mengganti Gatot Eddy.

“Artinya peluang Komjen Dhofiri yg naik jadi wakapolri paling besar. Beliau paling senior dan penugasannyapun sudah sangat lengkap,” ujarnya.

“Dan peran Komjen Dhofiri sebagai Irwasum dalam sidang KKEP kasus2 yang melibatkan personel maupun pati Polri kemarin sangat signifikan untuk menjadi pertimbangan Presiden untuk mengeluarkan perintah mempromosikannya sebagai Wakapolri,” sambungnya.

Baca Juga: Bongkar 7 Kasus Narkoba, Bareskrim Sita 75 Kg Sabu dan 13 Ribu Ekstasi

Di samping itu, Bambang melihat, posisi Wakapolri ini harus diisi oleh sosok yang dapat merangkul terutama di internal Polri itu sendiri.

“Jabatan Wakapolri selain mengkoordinasikan internal, juga diperlukan sosok yang wisdom, yang bisa mengayomi dan diterima semua leting (angkatan),” ungkapnya.

Kendati demikian, ia menerangkan proses promosi jabatan di level bintang 3 korps Polri ini tetap akan melewati mekanisme dari Wanjakti.

Baca Juga: Kapolri Bentuk Satgas TPPO, Pimpin Wakabareskrim

Namun, proses tersebut tetap akan menjadi hak veto dari Kapolri selaku orang nomor satu di induk Korps Bhayangkara.

“Untuk level bintang 3 meskipun ada mekanisme wanjakti, tetapi tak bisa mengabaikan pertimbangan istana,” ucapnya.

“Wanjakti lebih hanya sekedar formalitas belaka. Tapi semua kembali pada keputusan Kapolri sebagai pemilik hak veto Wanjakti. Apakah mendengar istana, atau memiliki pilihan tersendiri,” pungkasnya.