Hilirisasi Minerba

Investor Utama Proyek DME Mundur, PTBA: Kami Tetap Lanjut

Direktur Pengembangan Usaha PTBA, Rafli Yandra mengungkapkan perseroan akan tetap melanjutkan proyek dimethyl ether (DME), meskipun investor Utama mundur.

Aktivitas loading batu bara dari stockpile ke tongkang di terminal khusus PT Talenta Bumi di Kecamatan Bakumpai. Foto: Talenta Bumi

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengungkapkan perseroan akan tetap melanjutkan proyek dimethyl ether (DME), meskipun investor utama menyatakan mundur.

Proyek DME merupakan salah satu produk hasil hilirisasi dengan melakukan proses gasifikasi terhadap batu bara menjadi DME. DME merupakan jenis gas turunan yang dapat diproduksi dari berbagai bahan baku, seperti batu bara.

Produk tersebut penting karena dapat menjadi pengganti bahan bakar LPG yang pasokannya sampai dengan saat ini, bergantung dari impor. Proyek gasifikasi batu bara menjadi DME rencananya akan mulai dilakukan di Sumatera Selatan.

“Kami tetap melanjutkan Coal to DME, ini merupakan salah satu komitmen PTBA dalam menjalankan amanat pemerintah dalam hal hilirisasi batu bara untuk mendukung ketahanan energi nasional,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/3).

Baca Juga: Presiden Perintahkan Percepat Investasi Hilirisasi Batu Bara Jadi DME

Sebagai informasi, Air Products and Chemicals Inc berencana membentuk konsorsium bersama dengan PTBA dan PT Pertamina (Persero). Tujuan pendiriannya untuk membangun perusahaan patungan yang bergerak di bidang bisnis pengolahan batu bara dan produk turunan batu bara di Sumatera Selatan.

Proyek hilirisasi batu bara tersebut merupakan implikasi dari arahan dari Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo. Arahan itu disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam diskusi bersama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang membahas program hilirisasi batu bara, pada Selasa (7/3).

Seusa rapat, Bahhlil menjelaskan tentang arahan Presiden Jolowi terkait percepatan proyeksi DME di Sumatera Selatan. Proyek tersebut penting karena Indonesia akan mampu mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang jumlahnya mencapai 6-7 juta ton per tahun.

Baca Juga: PTBA Targetkan 41 Juta Ton Produksi Batu Bara untuk Tahun 2023

Informasi terkait Air Products and Chemicals, inc yang mundur dari proyek tersebut, telah dikonfirmasi oleh PTBA. Namun sampai dengan saat ini pihaknya belum mendapat klarifikasi lebih lanjut dari kementerian terkait.

“Mengenai proyek coal to DME ini memang ada surat dari Air Products untuk mundur, sejauh ini kami belum klarifikasi tapi kami sudah diskusikan dengan kementerian terkait,” pungkasnya.