Investor Minta 1 Ton per Pekan, Petani Cabai Hiyung di Kalsel Angkat Tangan

Para petani di Desa Hiyung, Kabupaten Tapin, belum mampu memenuhi permintaan investor

Petani cabai Hiyung belum mampu penuhi permintaan investor. Foto-Facebook

apahabar.com, BANJARBARU - Para petani di Desa Hiyung, Kabupaten Tapin, belum mampu memenuhi permintaan investor meski permintaan terhadap cabai lokal sangat tinggi. Kabarnya, sejumlah investor meminta satu ton cabang hiyung setiap pekannya. 

"Mereka (petani) kewalahan dengan permintaan sebanyak itu," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, Endri, Senin (26/6).

Baca Juga: KPU: 84 Bacaleg DPRD Kalsel Memenuhi Syarat, Sisanya Perbaikan

Baca Juga: Diselisik Polisi, Kasus Karhutla di Banjarbaru Jadi Atensi Kapolda Kalsel

Kemungkinan perluasan lahan pun bisa saja dilakukan jika melihat tingginya minat investor. Namun, pemerintah daerah masih ingin melihat opsi lain. 

Saat ini para petani cabai hiyung sudah menjalin kerja sama dengan PT. ABC. "Permintaan perusahaan hanya 60 kilogram per pekan. Masih bisa terpenuhi," katanya.

Tak hanya cabai hiyung, sejumlah potensi lain di sektor perikanan dan energi juga dilirik investor. Namun, nyaris semuanya belum bisa dikembangkan karena berbagai kendala.

Pada budidaya ikan gabus, misalnya. Luasan lahan menjadi masalahnya. Para pengusaha, kata dia, memerlukan lahan seluas 100 hektare.

Lalu ada Kala Grup yang mengincar investasi energi listrik di Banua. Rencananya, mereka menggunakan arus sungai sebagai pembangkit listrik.

"Ini juga masih kami koordinasikan dengan sejumlah pemkab, untuk dibuatkan kajian," bebernya.

Ada juga pengusaha yang tertarik membangun pabrik cat, mengingat Kalsel menjadi gerbang Ibu Kota Negara Nusantara.

"Ini sangat bagus. Karena kami menerapkan 50 persen harus menggunakan jasa pekerja lokal," pungkas Endri.