Investasi Properti

Investasi Properti Indonesia Diklaim Tujuan Terbaik Dunia

Indonesia diklaim jadi tujuan investasi properti terbaik dunia. Setidaknya begitu kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Investasi properti Indonesia diklaim terbaik dunia. Foto via rumah.com

apahabar.com, JAKARTA - Indonesia diklaim jadi tujuan investasi properti terbaik dunia. Setidaknya begitu kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.

"Permintaan properti di Indonesia khususnya untuk smart and green city, akan semakin meningkat," katanya dalam acara The International Real Estate Federation (FIABCI) Trade Mission 2023 di Jakarta, Rabu (20/9).

Hal itu didukung dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia; 273 juta jiwa. Dan bonus demografi yang akan terjadi sampai beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Banjir Investor Asing, Investasi IKN Tak Kunjung Terealisasi

Kata Airlangga, melalui tema Green Cities for Greener Future, industri properti Indonesia juga menerapkan pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks kota ramah lingkungan.

Konsep itu penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi sekaligus perlindungan lingkungan. Contohnya seperti yang diterapkan di megaproyek IKN.

Di mana di sana dilakukan penggabungan desain bangunan ramah lingkungan (green building). Dengan memanfaatkan sistem pengelolaan air melingkar dan pendingin distrik.

"Dukungan pemerintah terhadap konsep pembangunan hijau telah ditunjukkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Struktur Bangunan Gedung yang memuat ketentuan penerbitan sertifikat bangunan ramah lingkungan," tuturnya.

Properti diklaim punya peran penting yang memberikan efek ganda. Atau multiplier effect signifikan terhadap sekitar 174 industri pendukung. Seperti konstruksi, tenaga kerja, dan bahan bangunan.

Baca Juga: Menteri Investasi Bahlil Kecewa Ditolak Menkeu Sri Mulyani

Lebih lanjut, kata Airlangga, kontribusi industri properti sebagai salah satu sektor unggulan untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. Terutama terhadap produk domestik bruto (PDB).

Yang mana pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen pada sektor konstruksi. Dan 2,40 persen untuk perumahan atau real estate.

"Guna mendorong peningkatan permintaan dan investasi di sektor properti, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan seperti Loan to Value 100 persen dan Financing to Value untuk kredit properti yang berlaku hingga 31 Desember 2023,” pungkasnya.