Blok Masela

Instruksi Menteri ESDM: Pertamina-Petronas Bentuk Tim di Blok Masela

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta Pertamina dan Petronas membentuk tim pasca-akuisisi Shell di Blok Masela

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Indonesia dirugikan karena Blok Masela tak kunjung digarap. Foto: idxchannel.com

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta Pertamina dan Petronas membentuk tim pasca-akuisisi Shell di Blok Masela.

"Tim untuk menyiapkan rencana kerja," ujar Tasrif, Jumat (28/7).

Ia meminta pembentukan tim rampung pada Agustus mendatang. Termasuk juga rencana terpadu atau plan of development (PoD). POD salah satu hal penting dalam perencanaan pengembangan lapangan migas.

"Dalam tiga bulan rencana kerja selesai habis itu akan mengajukan POD," kata Tasrif.

Baca Juga: Gantikan Shell di Blok Masela, Pertamina Gelontorkan Dana Rp 9,75 T

Tasrif berharap rencana kerja tersebut dapat mempercepat pengembangan Blok Masela yang digadang-gadang memiliki cadangan gas besar.

"Jadi ada kepastian kapan proyeksi pertama bisa dicapai," jelasnya.

Meminjam data Kementerian ESDM, Lapangan Abadi Blok Masela memiliki cadangan mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.

Baca Juga: Pertamina Akusisi Blok Masela, Pembayaran Dilakukan Bulan Ini!

PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Upstream, yaitu PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi mengakuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS) di Blok Masela.

PHE yang bekerja sama dengan Petronas melalui Petronas Masela Sdn. Bhd. (Petronas Masela) mengambilalih 35 persen kepemilikan Shell di blok tersebut. PHE akan mengelola 20 persen dari kepemilikan tersebut dan 15 persen akan dikelola oleh Petronas Masela.

Baca Juga: Akuisisi Blok Masela, Menteri ESDM: Pertamina Tidak Boleh Mundur

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengungkap bahwa pihaknya telah menggelontorkan dana sebesar USD650 juta atau sekitar Rp9,75 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per USD

"Dana yang dikeluarkan sebesar USD650 juta," ujarnya kepada apahabar.com, Rabu (26/7).

Sementara terkait dengan kegiatan operasional (on stream) Blok Masela, kata Fadjar, akan berlangsung pada 2029 mendatang.

Target yang diminta pemerintah itu lebih cepat 2 tahun dari proposal terakhir yang disampaikan operator Blok Masela, Inpex Masela Ltd dan Shell.

On stream berlangsung pada rentang tahun 2031 sampai dengan 2032 selepas revisi rencana pengembangan lapangan, pemasangan fasilitas penangkapan, dan penyimpanan (CCS) yang disampaikan April 2023. 

"2029 on stream," singkatnya.