News

Instruksi Bupati Fikry: Setop Distribusi Sapi dan Kambing

apahabar.com, KANDANGAN – Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Achmad Fikry meminta Dinas Pertanian menghentikan sementara distribusi…

Balai Karantina menyetop distribusi hewan ternak dari Jawa Timur ke Banjarmasin seiring merebaknya wabah PMK. Foto ilustrasi: Dok.apahabar.com

apahabar.com, KANDANGAN – Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Achmad Fikry meminta Dinas Pertanian menghentikan sementara distribusi sapi dan kambing dari luar daerah untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan per Selasa (17/5).

Penyakit ini disebabkan oleh Apthovirus dengan menyerang hewan berkuku genap atau belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, dan sejumlah hewan liar seperti jerapah maupun gajah.

Mewaspadai supaya tidak terjadi penularan PMK, Bupati Fikry menekankan dinas terkait membatasi hewan sapi maupun kambing yang datang ke Kabupaten HSS.

Terlebih, menyambut perayaan hari raya kurban atau Iduladha 2022 pada bulan Juli mendatang.

Menurut Bupati Fikry, pihaknya bersama Polres HSS telah berkoordinasi melakukan pemantauan di lapangan.

“Alhamdulillah sejauh ini tidak ditemukan adanya penularan PMK di wilayah kita,” terang Bupati HSS.

Pemerintah daerah memastikan bahwa pada saat Iduladha nanti, hewan untuk kurban berasal dari lokal atau seputaran Kabupaten HSS.

Pasalnya, stok hewan untuk hari raya kurban terpenuhi dengan baik.

“Sebelum kurban, kita akan memeriksa kondisi kesehatan hewan sehingga masyarakat aman mengkonsumsi,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian HSS Muhammad Noor juga memastikan bahwa sementara Kabupaten HSS tidak ada terindikasi PMK.

Dinas pertanian melakukan pencegahan PMK dengan meninjau langsung ke para peternak dan tempat pemotongan hewan secara berkala.

Di samping itu, spanduk dan brosur berupa imbauan ciri-ciri PMK turut disebarkan supaya sedini mungkin para peternak mengetahuinya.

Gejala PMK meliputi hiversalipasi atau air liur berlebihan. Lepuh/luka disekitar mulut, lidah, gusi teracak/kuku dan puting. Kemudian hewan lebih sering berbaring dan demam tinggi.

“Kami harapkan kepada peternak, jika ada gejala harap melaporkan. Insyaallah kami secara berkala melakukan monitoring terus dan pengetatan,” pungkasnya.