Pemkab Barito Kuala

Inovasi Bapadah Antar Kader Posyandu Marabahan Batola Juara Nasional

apahabar.com, MARABAHAN – Melalui inovasi simpel yang dinamai Bapadah, Okta Noviana membawa Posyandu Kartini di Desa…

Okta Noviana (memegang piagam) menjadi kader Posyandu terpilih nasional dalam puncak Pekan Imunisasi Dunia (PID) di Jakarta. Foto: Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Melalui inovasi simpel yang dinamai Bapadah, Okta Noviana membawa Posyandu Kartini di Desa Sido Makmur, Kecamatan Marabahan, Barito Kuala, berjaya di level nasional.

Okta dinobatkan sebagai kader terpilih nasional dalam puncak Pekan Imunisasi Dunia (PID) yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan RI di Jakarta Selatan, Jumat (22/4).

Adapun penyerahan penghargaan langsung dilakukan Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, kepada pemenang-pemenang dari lima kategori yang dinilai.

Selain kader terpilih, Kemenkes juga menilai kabupaten/kota terpilih, jurnalis terpilih, blogger terpilih dan TikToker’s terpilih.

“Alhamdulillah Posyandu Kartini berhasil menjadi juara nasional,” papar dr Azizah Sriwidari, Kepala Dinas Kesehatan Batola yang mendampingi Okta Noviana ke Jakarta.

“Tentunya prestasi tersebut menjadi kebanggaan untuk Kalimantan Selatan, khususnya Barito Kuala dan Marabahan,” imbuhnya.

Dalam perjalanan menjadi kader terpilih nasional, Okta menyisihkan Sumerlin Lantowa dari Kabupaten Gorontalo Utara, serta Julita yang mewakili Kabupaten Bangka.

Inovasi ketiga kader itu dinilai Direktorat KKD Kemendagri, serta Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kemenkes.

Dalam menentukan kader terpilih, tim penilai menempatkan poin tertinggi untuk manfaat yang dirasakan masyarakat, disusul kreasi kegiatan, anggaran, serta dukungan atau keterlibatan aparat desa, Puskesmas dan lintas sektor.

Sementara sebelum melangkah ke level nasional, Okta menjadi kader terpilih Kalsel dengan menyisihkan Radmi Nuryati (Tapin) dan Supiah (Kotabaru).

Penilaian di level provinsi ini dilakukan BPMD, Sekretaris Daerah dan Dinas Kesehatan Kalsel yang ditetapkan surat keputusan gubernur/kepala Dinas Kesehatan.

Keberhasilan Okta menjadi kader terpilih nasional tidak terlepas dari inovasi Bapadah yang diterapkan di Posyandu Kartini.

Bapadah yang juga salah satu kata dalam Bahasa Banjar merupakan kependekan dari Bawai (ajak), Padahi (beritahu), Datangi (kunjungan ke rumah) dan Hagai (kepung).

“Bapadah bertujuan memberikan edukasi dan kunjungan rumah untuk memaksimalkan pelayanan imunisasi. Hasilnya wawasan masyarakat tentang imunisasi jauh meningkat,” papar Okta.

Meski terdengar keras, hagai atau kepung yang menjadi elemen terakhir inovasi Bapadah tidak sekeras arti sebenarnya.

“Hagai ini merupakan aksi untuk masyarakat yang mangkir dari jadwal kunjungan rumah untuk imunisasi. Artinya kader dan petugas akan mendatangi kembali rumah masyarakat dimaksud untuk diedukasi,” jelas Okta.

“Hasil dari elemen hagai ini adalah memastikan masyarakat datang ke Posyandu. Kalau terkendala transportasi, mereka akan dijemput menggunakan kendaraan roda tiga milik desa,” tandasnya.