Tak Berkategori

Inilah Sosok H Yusri, Penulis Al Quran Berukuran Jumbo Asal Kandangan

apahabar.com, KANDANGAN – Di Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) terdapat Al Quran berukuran jumbo. Uniknya, dibuat…

H Yusri Fauzi memperlihatkan Al Quran berukuran jumbo yang ditulisnya ketika apahabar.com menemuinya di Masjid Al Abrar, Desa Gambah Luar, Kecamatan Kadangan, Kabupaten HSS. Foto-apahabar.com/Ahc01

apahabar.com, KANDANGAN – Di Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) terdapat Al Quran berukuran jumbo. Uniknya, dibuat dengan tulisan tangan oleh mantan seorang pensiunan guru sekolah negeri, siapakah dia?

Ia adalah H Yusri Fauzi (69), warga Desa Gambah Luar, Kecamatan Kandangan. Rumahnya persis berhadapan dengan Masjid Al Abrar, Jalan A Yani No. 54 RT 01 RW 01.

Mushaf Al Quran jumbo tulisan H Yusri dapat dilihat langsung di Masjid Al Abrar. Ada dua yang telah dibuat kakek kelahiran 13 Maret 1950 ini.

Baca Juga: Syahdunya Suara Imam Tarawih di Masjid At-Taqwa Banjarmasin, Satu Juz Satu Malam

Keduanya tersimpan di etalasi ruang masjid. Tepatnya, di pintu masuk utama mesjid di bagian kiri dan kanan.

H Yusri Fauzi memperlihatkan Al Quran berukuran jumbo yang ditulisnya ketika apahabar.com menemuinya di Masjid Al Abrar, Desa Gambah Luar, Kecamatan Kadangan, Kabupaten HSS. Foto-apahabar.com/Ahc01

Di bagian pintu utama mesjid sebelah kanan, dapat ditemui karya pertamanya berukuran 60×90 cm.

Sedangkan mushaf Al Quran yang kedua berukuran 80×110 cm, sebelah kiri masjid.

Posisi Al Quran tersebut lembarannya selalu dibuka. Saban hari, jemaah atau pun pengurus masjid di sana selalu menyempatkan diri untuk membacanya.

Bahkan, H Yusri yang merupakan Ketua Masjid Al Abrar selalu membaca Al Quran tersebut sambil merevisi, jika ada tertinggal baris dalam penulisannya.

“Disarankan bagi jemaah minimal satu ayat membaca Al Quran, ketika memasuki Massjid Al Abrar,” kata H Yusri ketika ditemui apahabar.com, Selasa (21/05/2019).

Baca Juga: Ramadan di Negara Minoritas Seperti Jerman, Ini Perlakuan yang Vela Dapat

Sebelumnya Al Quran ini ditempatkan di rumah pribadinya. Namun pada 28 Mei 2019 ini Kabuapten HSS akan jadi tuan rumah Rombongan Ikatan qori/qariah atau Lailatul Qiraah se Kalsel, maka terlebih dulu di pindah ke masjid tersebut.

Selanjutnya Al Quran berukuran jumbo tulisan kedua, akan di pajang di Islamic Center, yang akan dibangun Pemkab HSS mulai tahun ini.

H Yusri mengaku termotivasi membuat Alquran besar yang kedua tersebut setelah pulang dari perjalanan ibadah umrah 2016 lalu.

Terlebih lagi, saat umroh ada banyak hal yang menarik di sekitar Masjid Nabawi, Madinah.

Ada museum Al Quran Madinah dengan banyaknya koleksi Al Quran, namun dicetak pakai mesin. Sehingga makin kuatlah tekat H Yusri Fauzi untuk menulis Al Quran.

“Al Quran jumbo pertama di tulis pada tahun 2015 sampai dengan 2017 dengan ukuran 60×90 cm. Sedangkan Al Quran kedua pada tahun 2017 hingga 2019 dengan ukuran 80×110 cm,” ceritanya.

Baca Juga: Masjid Pusaka Banua Lawas, Simbol Persatuan Muslim-Dayak

Meski sempat mengalami stroke di bagian tubuh sebelah kanan, namun tak menyurutkan niatnya untuk menyelesaikan penulisan sebanyak 30 juz Al Quran tersebut.

Toh, ia masih bisa menulis dengan tangan kiri. Hingga kini pun tangan kanannya masih belum bisa digerakkan dengan sempurna.

“Alhamdulillah diberi kemudahan oleh Allah, disaat tangan kanan tak berfungsi normal,” katanya.

Suami dari Hj Norlainah ini merupakan anak dari Muhammad Utut dan Hj Akrimah. Ayah dari tiga anak yakni Fakhrullah Ozma, Harries Budiman, dan Srie Ayu Fauzia ini pernah mengajar di Ponpes Ibnu Amin Pamangkih.

Kemudian mengajar di SDN Teluk Yakin sebagai guru agama. Karirnya melejit hingga jadi kepala SDN Bagambir. Sebelum pensiun ia merupakan kepala SDN Bakarung.

Selama jadi jadi Aparatur Negeri Sipil, ia terpilih sebagai guru teladan tahun 2001. Kemudian setahun berikutnya jadi kepala sekolah teladan. Bahkan di tingkat nasional prestasi terbaiknya yakni juara harapan bidan inovasi guru di tahun 2004.

Baca Juga: Guru Seman dan Cara Unik Membimbing Murid

Jika ditarik kebelakang, bakat seni Yusri sebenarnya sudah terlihat sejak remaja. Ia handal dalam melukis. Tak sedikit pula penghargaan diterimanya dalam lomba kaligrafi. Puncaknya tahun 1994 tampil sebagai juara pertama kaligrafi se-Kalsel.

Di sisi lain, H Yusri pernah dipercaya jadi dewan juri khat pada Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Nasional se-Kalsel.

Lantas seperti apa sosok H Yusri di mata sang anak? Menurut putra sulungnya, Fakhrullah Ozam, ayahnya merupakan sosok yang inspiratif.

“Abah itu sosok inspiratif. Sidin (beliau, red) itu walaupun garing (sakit, red) tetap berkarya. Di bantu atau tidak, tetap sidin gawi (kerjakan, red),” kata yang kini berkarir di Inspektorat Kabupaten HSS.

Baca Juga: Masjid Sabilal Muhtadin, Bertahan Menjadi Masjid Percontohan

Ozma berceritakan sewaktu menyelesaikan tulisan Al Quran berukurun jumbo tersebut, kadang hingga larut malam. Namun, kata Ozam, tak lupa meninggalkan ibadah malam hari. “Sambil salat tahujud,” ungkap alumni Fisip ULM 2002 ini.

Satu hal yang membuat Ozma kagum dengan sosok sang ayah, yakni pengetahuan ilmu agamanya. Sehingga, terang Ozma dapat membimbingnya dan dua saudaranya jadi sedikit banyak tahu tetang agama.

“Dulu sidin sekolah pesantren di Pamangkih. Jadi sidin banyak tahu ilmu agama. Guru Bakhiet dan Guru Bahran Jamil pernah jadi murid sidin,” terang Ozma.

Kini, Yusri masih aktif dalam membesarkan agama Islam dan menjalani kehidupan sosial. Sambil mengelola bengkel usaha las “Barcelona”, Yusri juga jadi pembimbing majelis zikir di Masjid Al Abrar.

Sampai sekarang, anggota majelis zikirnya yang aktif sekitar 8.000 orang. Bahkan masih ada masuk dalam daftar tunggu sebanyak 2.000 orang.

Baca Juga: Inilah Masjid Terkecil di Kalimantan Selatan

Hanya satu harapan H Yusri dan itu pun cukup sederhana. Yakni baik dengan adanya Al Quran berukuran jumbo atau berukuran kecil yang ada di Masjid Al Abrar, jemaah dan generasi penerus dapat mencintai Al Quran semata-mata ingin mendapatkan keridhaan Allah SWT.

Reporter: Ahc01Editor: Ahmad Zainal Muttaqin