Hot Borneo

Inilah Penyebab Utama Keracunan Massal di Alalak Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Lebih sepekan diperiksa, ditemukan satu zat dan dua bakteri terkandung dalam makanan yang…

Salah satu sampel makanan yang diperiksa pascakejadian keracunan massal di Kecamatan Alalak. Foto: Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN - Lebih sepekan diperiksa, ditemukan satu zat dan dua bakteri terkandung dalam makanan yang menjadi penyebab utama keracunan massal di Kecamatan Alalak, Barito Kuala (Batola).

Terdapat 11 sampel makanan yang diuji Laboratorium Kesehatan (Labkes) Kalimantan Selatan. Sampel ini diambil diambil petugas dari BPOM di Banjarmasin dan Puskesmas Berangas setelah kejadian.

Dari sampel kuah soto, ditemukan kandungan nitrit. Sedangkan eschericia coli ditemukan terkandung dalam sampel bumbu kacang.

Kemudian dari sampel daging ayam kampung, daging ayam, kuah soto, gado-gado dan ketupat, ditemukan bakteri staphylococcus aureus.

Nitrit sendiri dapat menyebabkan keracunan dengan gejala tekanan darah turun, sakit kepala, pusing, berdebar-debar dan gangguan penglihatan.

Adapun stahphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi akut (septicemia, toksemia) dengan gejala mual, muntah, kejang perut dan diare.

Sedangkan eschericia coli dapat menyebabkan diare, serta infeksi saluran kemih.

"Nitrit bisa tumbuh atau terdapat dalam makanan yang mengandung nitrat, seperti sayuran umbi dan sayuran berdaun hijau," papar Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Batola, Chandra Wijaya, Senin (14/3).

"Biasanya nitrit juga dijadikan sebagai bahan pengawet daging olahan seperti sosis, kornet, daging asap dan lainnya," imbuhnya.

Nitrit dalam makanan juga bisa terjadi karena bakteri yang memproduksi enzim nitrat reduktase, hingga mengubah nitrat menjadi nitrit.

"Sementara sthaphylococcus aureus dan eschericia coli dalam makanan disebabkan hygiene sanitasi yang tidak diperhatikan oleh pengolah makanan," jelas Chandra.

Penyebab kehadiran dua bakteri ini adalah tangan kotor, mencuci bahan pangan dengan air terkontaminasi, pengolah makanan sedang flu, luka di kulit yang tidak ditutup.

Kemudian tidak menutup dan mengamankan makanan siap saji, pemanasan kembali tidak sempurna atau memakan makanan mentah.

Berkaca dari kejadian di Alalak yang menyebabkan puluhan orang dilarikan ke rumah sakit, Dinkes Batola menekankan upaya pencegahan.

"Untuk setiap kegiatan seperti peringatan hari besar keagamaan yang melibatkan masyarakat, perlu koordinasi dengan petugas Kesling Puskesmas setempat," jelas Chandra.

"BPOM juga telah bekerjasama dengan Dinkes Batola untuk membentuk Desa Pangan Aman. Selanjutnya akan dibentuk kader ketahanan pangan yang membantu edukasi pangan aman di masyarakat," tandasnya.

Breaking News! Terkuak, Penyebab Keracunan Massal di Alalak Batola