Tak Berkategori

Ini Alasan Penjualan Daging Beku Sulit Berkembang di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Penjualan daging beku di Banjarmasin harus diakui sulit berkembang. Padahal, salah satu tujuannya…

Ilustrasi daging beku. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN – Penjualan daging beku di Banjarmasin harus diakui sulit berkembang. Padahal, salah satu tujuannya untuk meningkatkan ketahanan pangan.

Sejauh ini memang, kebutuhan daging tetap tersedia. Namun sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi kekurangan stok atau kebutuhan daging meroket, maka ketersediaan daging harus tetap ada, salah satunya dengan mengkonsumsi daging beku.

Sekretari Dinas Perdaganan Kota Banjarmasin, Lily Dwiyanti mengakui penjualan daging beku di Banjarmasin sulit berkembang. Ada sejumlah alasan mengapa hal itu bisa terjadi.

Pertama, animo masyarakat untuk mengkonsumsi daging beku kata Lily memang masih sedikit. Lantaran minimnya pengetahuan masyarakat terhadap tingkat kehigienisan daging beku.

Diakui Lily, selama ini para pedagang di pasar tradisonal kurang menjaga daging segar. Seperti ayam potong misalnya, setelah di bersihkan, ayam segar akan diletakkan di tempat terbuka dengan suhu yang tidak teratur.

Padahal, bukan tidak mungkin, daging ayam akan akan di tumbuhi bakteri yang tidak baik untuk dikonsumsi.

Lalu yang kedua alasan mengapa daging beku sulit berkembang, yakni di Banjarmasin tidak punya cold storage atau ruangan pendingin khusus untuk penyimpanan daging.

“Ya, itu salah satunya kita tidak punya Cold storage untuk menyimpan daging,” kata Lily Dwiyanty kepada apahabar.com, Selasa (5/3).

Baca Juga:Tes Urine 105 Siswa SMK di Banjarmasin, Intip Hasilnya!

Adanya cold storage sendiri merupakan hal yang paling utama. Karena ujar Lily daging beku yang dikirim harus segera di masukan ke tempat tersebut. Jika tidak bakteri akan tumbuh.

Nah, dengan adanya sosialisasi daging beku yang telah diselengarakan BI dan Bulog, Dinas Perdagangan Kota Banjarmasin juga akan ikut mensosialisasikan manfaat daging beku pada jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di sekolah-sekolah.

Dia juga menyebutkan, konsumsi daging beku yang di maksud tidak hanya pada daging sapi atau kerbau akan tetapi juga daging ayam, ikan dan lainnya.

Kepala kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Herawanto juga mengatakan komoditas daging adalah salah satu faktor penyumbang infasi yang bersar pada sektor folotelfood.

“Salah satunya adalah daging ayam," kata Herawanto.

Maka dari itu, dengan adanya daging beku kebutuhan daging ayam akan tetap terpenuhi di pasar.

Dari sisi inflasi, terang Herawanto ketahanan stok daging akan tetap terjaga jika dan naik-turunnya harga ayam bisa lebih terkontrol.

Baca Juga:Waria Patah Tangan di Banjarmasin, PKBI Mencak-Mencak

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin