Inflasi Nasional Dipicu Kenaikan BBM dan Transportasi, Kalsel Ikut Terdampak

Berdasarkan data, energi dan bahan bakar minyak (BBM) menjadi pendorong atas angka inflasi selain kebutuhan pokok lainnya.

BTS Bus Trans Banjarbakula dikenakan tarif sejak 31 Oktober mendatang. Foto-dok apahabar.com

apahabar.com, BANJARBARU – Berdasar pada catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pemicu utama atas kenaikan angka inflasi secara nasional didorong adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kelompok transportasi.

"Berdasarkan data yang didapatkan melalui hasil laporan di tingkat provinsi, rata-rata penyebab terjadinya inflasi dipicu berdasarkan kenaikan BBM," papar Margo Yuwono, Kepala BPS Pusat melalui virtual dalam rakor dengan Mendagri, Selasa (25/10/2022).

Yuwono menyebut, hal ini perlu menjadi kewaspadaan bersama khususnya di seluruh daerah, termasuk Kalsel. Dampak lainnya, ujar Yuwono juga terjadi di kelompok angkutan dalam kota dan tarif pada layanan kendaraan berbasis online. Sehingga, terjadi inflasi.

“Jika dilihat dari Agustus hingga September, terjadi minus sebesar 0,21. Yang mana, Juli lalu berada diangka 0,64 persen akibat kenaikan tarif angkutan udara dan produk hortikultura,” katanya.

Berdasarkan data, energi dan bahan bakar minyak (BBM) menjadi pendorong atas angka inflasi selain kebutuhan pokok lainnya.

Seperti gas LPG dan BBM non subsidi itu terjadi pada Januari naik sebesar 0,56 persen, Maret menjadi 0,66 persen meski minus 0,2 persen.

"Sedangkan April berada di kisaran 0,95 persen. Ini data berdasarkan month to month,” tandasnya.

Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar mengungkap, sesuai arahan Presiden Jokowi atas instruksi langsung Mendagri Tito Karnavian, tentu pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut.

Ini dilakukan setiap pekan untuk memantau perkembangan inflasi di daerah dan kondisinya seperti apa. "Agar setiap permasalahan bisa dipecahkan bersama-sama,” tutur Roy.

Meminjam data BPS Kalsel, pada September 2022, Kalsel mengalami inflasi sebesar 1,42 persen. Pemicu terjadinya hal tersebut diakibatkan adanya kenaikan harga kelompok transportasi.

Yakni angkutan antar kota. Disusul bensin, tarif air minum, LPG, daging ayam ras hingga kacang panjang.

“Langkah-langkah agar dapat menekan inflasi adalah terus berkomunikasi dengan TPID. Selain itu pengoptimalan penyaluran bansos dan BLT juga sebagai penunjangnya,” tutup Roy.

Baca Juga: Resmi! Akhir Oktober 2022 Bus Trans Banjarbakula Patok Tarif