News

Industri Hulu Migas Sebut Implementasi Teknologi CCS/CCUS dapat Mendorong Transisi Energi

apahabar.com, JAKARTA – CEO Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip mengungkapkan kebutuhan energi di masa depan…

Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA - CEO Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip mengungkapkan kebutuhan energi di masa depan diproyeksikan akan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Karena itu, energi harus tersedia, terjangkau, dan bersih.

"Berdasarkan skema bauran energi yang tercantum dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), persentase energi migas memang diproyeksikan menurun. Tapi secara volume akan meningkat. Oleh sebab itu, migas masih berperan penting dalam mendukung pemenuhan energi di era transisi energi," katanya dalam Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2022 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Kamis (22/9).

Selain itu, penyediaan energi migas perlu memerhatikan risiko lingkungan yang ditimbulkan. Karena itu, menurutnya diperlukan teknologi CCS/CCUS yang akan berperan membantu pengurangan emisi karbon di tengah upaya mengejar target produksi.

Adapun berdasarkan aspek korporasi, pengembangan teknologi CCS/CCUS juga dapat menjadi area bisnis baru bagi Pertamina.

"Aspek teknisnya saat ini adalah memprioritaskan pengembangan EOR dan IOR untuk meningkatkan penangkapan hidrokarbon dan membangun kemitraan untuk pembangunan CCS/CCUS," katanya.

Budiman menambahkan, saat ini PHE telah membangun kemitraan dengan perusahaan yang memiliki green bond dan terus mendorong perbaikan tata kelola fiskal PSC. Hal tersebut dilakukan untuk membuka CCS/CCUS kemitraan baru, penambahan nilai, leveraging infrastruktur yang ada, dukungan kebijakan, sampai pengembalian keuntungan.

Keberadaan modal yang memadai, kata Budiman, dapat mendukung implementasi CCS/CCUS, termasuk terkait peningkatan produksi, kapasitas, dan pemenuhan kebutuhan domestik.

Adapun Vice President Marketing, Financial & Commercial Development ExxonMobil, Tracy Lothian mengatakan upaya pencapaian NZE membutuhkan dukungan penyimpanan karbon yang besar.

Karena itu, pemangku kepentingan terkait perlu berfokus pada upaya dekarbonisasi di industri yang menghasilkan kadar emisi karbon yang tinggi demi target NZE.

Tracy juga menambahkan proyek CCS/CCUS yang dipimpin ExxonMobil sejah ini telah menunjukan perkembangan positif. Sebab, pihaknya tengah membuka proyek CCS/CCUS di berbagai daerah lepas di pantai Amerika Serikat. Salah satunya terletak di Houston, Texas.

Sementara itu, VP Director of JETRO, Akihisa Matsuda menerangkan pemerintah Jepang telah menetapkan Net Zero Emission pada 2030. Bahkan, berambisi mencapai fase Negative Emission pada 2050.

Melalui JETRO, Jepang tengah menggelar kemitraan strategis terkait CCS/CCUS dengan sejumlah negara Asia dalam komite ASIA CCUS Network.

"Ini dimulai pada 2020 ketika Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga merilis kebijakan Net Zero Emission," pungkasnya.