Megaproyek IKN

Indonesia Mengobral Hutan IKN di KTT ASEAN

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyindir KTT ASEAN. Pertemuan itu dianggap mengobral hutan di megaproyek IKN.

Prosesi Penyatuan Tanah dan Air Nusantara, di Titik Nol IKN, Senin (14/03/2022). Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

apahabar.com, JAKARTA - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyindir KTT ASEAN. Pertemuan itu dianggap mengobral hutan di megaproyek IKN.

Pertemuan itu memang momentum bagus. Kesempatan mendatangkan investor asing untuk menyokong suksesi IKN. Jatam menilainya sebagai momok.

"Kami tahu IKN tak berdiri di atas ruang kosong. Tetapi ada konsesi yang terhubung dengan pemerintah saat ini," ujar Dinamisator Jatam Kaltim Mareta Sari, Kamis (7/9).

Baca Juga: China dan Korsel Janji Bantu Megaproyek IKN

Suara sumbang itu ia obrolkan dalam diskusi rangkaian KTT ASEAN. Di mana mereka fokus membicarakan soal IKN.

Bagi Mareta pemerintah menjual jargon industri ramah lingkungan. Kenyataannya megaproyek IKN itu mencaplok ruang hidup masyarakat adat.

"IKN digadang akan menggunakan konsep green city yang tak lagi pakai batu bara sebagai sumber energinya. Sayangnya proyek ini mencaplok ruang hidup masyarakat lain yang saat ini juga sedang tak baik-baik saja." tutupnya.

Baca Juga: Jatam Bongkar Modus Perampasan Tanah Megaproyek IKN

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan KTT ke-43 ASEAN telah menghasilkan 93 komitmen investasi. Angkanya mencapai 38 miliar dolar. Selain itu, ada 73 proyek potensial sebesar 17,8 miliar dolar.

Sejalan dengan dorongan pemerintah untuk kerja sama investasi dalam KTT ASEAN. Otorita IKN menyatakan mayoritas investor berasal dari negara ASEAN.