Bank Kalsel

Indonesia Masuk Jurang Resesi, Ini Upaya Bank Kalsel Kuatkan Ekonomi Banua

apahabar.com, BANJARMASIN – Pandemi Covid-19 membuat ekonomi banyak negara-negara di dunia terpuruk. Tak hanya kesehatan yang…

Direktur Utama Bank Kalsel, Agus Syabaruddin.Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Pandemi Covid-19 membuat ekonomi banyak negara-negara di dunia terpuruk. Tak hanya kesehatan yang belum membaik, kondisi ekonomi pun ikut sakit.

Di Indonesia, sejak ada virus ini pada Maret 2020 juga mengalami tekanan seperti negara lainnya. Bahkan pada kuartal II 2020, ekonomi juga minus 5,32% dan diproyeksikan pada kuartal III-2020 juga akan minus. Artinya Indonesia pun akan resesi seperti negara lainnya.

Memasuki jurang resesi, Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) atau Bank Kalsel punya cara untuk makin memperkuat ekonomi Banua.

Berkolaborasi dengan pemerintah di 13 kabupaten dan kota, Bank Kalsel justru merajut ekonomi Banua dari sektor pertanian.

"Saya coba kaitkan dengan program prioritas oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Paman Birin yang memprogramkan ketahanan pangan. Nah menurut saya sektor pertanian bisa dioptimalkan untuk meningkatkan transaksi perdagangan," kata Direktur Utama Bank Kalsel, Agus Syabaruddin pada apahabar.com Minggu (4/10).

Dirut Agus mengatakan, Kalsel merupakan daerah yang diuntungkan dengan kondisi geografis dan pertanahan.

Sektor geografis, Kalsel menjadi salah satu jalur transaksi perdagangan untuk wilayah tetangga.

Sementara sektor pertanahan, daerah ini disiapakan untuk ketahanan pangan.

Bank Kalsel melihat, sektor pertanian bisa menjadi pemantik untuk menggeliatkan ekonomi banua.

“Sekarang ini, Bank Kalsel bersama dengan pemerintah daerah berkeliling nih untuk membuat desa-desa binaan ketahanan pangan,” sambungnya.

Desa binaan itu nanti berfungsi untuk menjadi kantong-kantong penyangga ekonomi masyarakat, sehingga kebangkitan ekonomi Kalsel terus bergerak.

Selain itu, tingginya angka konsumsi rumahan di Kalsel menjadi penahan salah satu penahan Kalsel di jurang resesi.

Untuk diketahui, dari data yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan pada di Kuarta II-2020. Pertumbuhan ekonomi Kalsel tumbuh minus 2,61 persen jika di banding tahun 2019 di periode yang sama.

Lebih rinci, BPS melaporkan lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam adalah bidang transportasi dan pergudangan sebesar -9,25 persen, lalu diikuti pertambangan dan penggalian sebesar -6,03 persen dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar -3,53 persen.

Selain itu, berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan II-2020 (y-on-y), sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha infromasi dan komunikasi sebesar 0,27 persen; jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 0,12 persen; dan real estate sebesar 0,05 persen.

Sementara secara nasional ekonomi Indonesia masuk jurang resesi sudah dipastikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Dia bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III berada di kisaran minus 2,9% sampai minus 1%. Sementara untuk seluruh tahun 2020 berada di kisaran minus 1,7% sampai minus 0,6%.

Dengan begitu, ekonomi Indonesia masuk jurang resesi, kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional sendiri sudah minus 5,32% pada kuartal II-2020.