Vaksin DBD

Indonesia Jajaki Investasi Vaksin DBD dengan Perusahaan Jepang

Perusahaan asal jepang Takeda Pharmaceutical Company siap berinvestasi pada vaksin demam berdarah (DBD).

Pemerintah larang ekspor bijih bauksit pada tahun 2023. Hal itu diungkapkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di hadapan investor di Paviliun Indonesia di World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss. Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA – Pemerintah berencana untuk investasi pada vaksin demam berdarah (DBD) dengan perusahaan asal jepang, Takeda Pharmaceutical Company.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan hal itu usai bertemu CEO Takeda Pharmaceutical Company Dr. Christophe Weber dalam rangkaian World Economic Forum (WEF) 2023 di Davos, Swiss.

Bahlil menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara endemik demam berdarah, terutama di wilayah Kalimantan dan Jawa saat musim hujan. Karena itu, vaksin DBD dibutuhkan untuk mencegah penyebaran penyakit akibat demam berdarah.

“Kami dorong Takeda untuk jangan hanya mengimpor vaksinnya tapi juga produksi di Indonesia,” terang Bahlil.

Baca Juga: Di Ajang WEF 2023, Siemens Energy Siap Investasi di Indonesia

Bahlil memastikan, pemerintah siap mendukung program dan rencana investasi Takeda, termasuk mengkoordinasikan program vaksinasi demam berdarah dengan Kementerian Kesehatan.

Melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM), Indonesia telah memberikan persetujuan kepada Takeda dalam penggunaan Vaksin Dengue Tetravalen (TAK-003) untuk kelompok umur 6-45 tahun.

Kementerian Investasi/BKPM juga siap memfasilitasi dan mempertemukan mitra lokal yang sesuai dengan kebutuhan Takeda.

“Saya berterimakasih kepada Takeda atas produk-produknya yang telah banyak membantu masyarakat Indonesia,” tutupnya.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan KKPR dan PBG Untuk Perbaikan Iklim Investasi

Sementara itu, Weber menilai pertemuan tersebut sebagai peristiwa yang monumental. Dia menyatakan Takeda siap untuk didistribusikan vaksin ke seluruh Indonesia. Pengalaman dalam pengembangan vaksin demam berdarah selama 10 tahun diharapkan memberi pengaruh nyata dalam pengentasan DBD di Indonesia.

"Selain melakukan distribusi, kami juga bekerja sama dengan pengusaha lokal dalam melakukan produksi vaksin tersebut," ungkap Weber.