Indonesia EBTKE ConEx 2023

Indonesia EBTKE ConEx 2023, EMITS Dukung Penuh Target NZE 2060

President Director Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) Yovie Priadi menegaskan pihaknya ikut ambil bagian dalam mendukung kebijakan pemerintah.

Ilustrasi -anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) yakni Empat Mitra Indika Tenaga Surya alias EMITS terus membentangkan bisnis energi surya. Tak hanya di Pulau Jawa tapi juga akan merangsek hingga luar Pulau Jawa. Foto: FB Empat Mitra Indika Tenaga Surya - EMITS

apahabar.com, JAKARTA - President Director & CEO Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) Yovie Priadi menegaskan, pihaknya ikut ambil bagian dalam mendukung kebijakan pemerintah terkait pengembangan teknologi, pengembangan bisnis, hingga aplikasi renewable energy.

Yovie menegaskan, pihaknya telah mencanangkan prinsip Net Zero Emission (NZE) atau emisi nol bersih di tahun 2050. Emisi nol bersih merupakan kondisi di mana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh Bumi.

"Dimana salah satu target roadmap kita sebagai salah satu antara, di tahun 2025, kita ingin mencapai paling tidak 50 persen yang non-coal," ujar Yovie di acara Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (13/7).

EMITS yang merupakan Anak usaha PT Indika Energy Tbk  (INDY) telah menerapkan sejumlah strategi besar untuk menyukseskan program pengembangan bisnis energi baru dan terbarukan (EBT). Di antaranya, fokus dalam investasi bisnis yang menghasilkan low carbon, serta divestasi aset batu bara.

Baca Juga: Kembangkan Bisnis EBT, Pertamina Group Tanda Tangani Sembilan MoU

"Kami ini melakukan kegiatan dalam rangka juga mendukung pemerintah dalam rangka me-maintain sustainability-nya," ujarnya.

Selama ini EMITS dikenal aktif mengembangkan bisnis energi surya, tak hanya di Pulau Jawa namun juga di luar Jawa. Dikutip dari Kontan, EMITS mendapatkan pinjaman sebesar USD51 juta atau setara Rp790,5 miliar (kurs Rp 15.500 per dollar AS) dari induk usaha Indika Energy.

EMITS juga diketahui mendapatkan pinjaman US$ 12 juta dari Responsability Investment, pengelola dana investasi dari Swiss yang fokus dalam pendanaan energi berkelanjutan. Pinjaman itu memiliki tenor pengembalian 15 tahun dengan suku bunga 8,75%. 

Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai sejumlah proyek. Sedikitnya ada empat proyek yang menggunakan pendanaan dari Responsibility Invesment tersebut yakni refinancing roof top solar di Gedung Indika Bintaro (313 kWp), pembangkit surya untuk pabrik pulp and paper untuk April di Riau (12.754 kWp), dan Mangole Timber.

Baca Juga: Eco Industrial Park, Kemenperin: Perlu Kerja Sama Pasok EBT

Pada tahun ini, EMITS mengantongi sejumlah proyek pembangkitan energi surya. Mayoritas berada di luar Pulau Jawa. Antara lain proyek Sampoerna Kayoe di Maluku dengan kapasitas energi surya sebesar 12.000 kWp, lalu proyek energi surya untuk PLN, Interport, Petrosea hingga  untuk industri tekstil serta rokok.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Dannif Danusaputro mengungkapkan, pihaknya juga berupaya untuk menjaga ketahanan pasokan energi konvensional. Selain itu, Pertamina NRE berperan aktif menuju NZE 2060 dengan cara melakukan dekarbonisasi bisnis-bisnis Pertamina.

Ia menuturkan, Pertamina turut berupaya melakukan disrupsi dan mengembangkan bisnis-bisnis baru yang fokus pada produk energi baru dan terbarukan (EBT).

“Jadi pada intinya kita tetap memproduksi produk energi konvensional Pertamina tapi kita melandaikan emisinya. Pertamina juga terus menciptakan bisnis-bisnis baru di bidang EBT,” kata Dannif.

Pada acara itu, Pertamina membuktikan komitmennya dalam pengembangan bisnis EBT dengan menandatangani sembilan nota kesepahaman (MoU). Sembilan MoU tersebut masing-masing dilaksanakan oleh PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) sebanyak lima MoU, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk sebanyak tiga MoU, dan Fungsi Research Technology and Innovation (RTI) Pertamina sebanyak satu MoU.