Indonesia Australia

Indonesia-Australia, Kadin: Buka Kerja Sama Perdagangan dan Investasi

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjajaki peluang kerja sama yang lebih luas di bidang perdagangan dan investasi dengan Australia.

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid. Foto: Kadin Indonesia

apahabar.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjajaki peluang kerja sama yang lebih luas di bidang perdagangan dan investasi dengan Australia.

Keinginan untuk memperluas kerja sama ekonomi tercermin dari kunjungan Presiden Joko Widodo bersama rombongan, termasuk delegasi Kadin Indonesia, ke Australia pada 3-4 Juli 2023.

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan, kunjungan tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan kedua negara. Diketahui, Australia adalah mitra dagang terbesar ke-10 bagi Indonesia dengan nilai perdagangan 12,64 miliar dolar Amerika Serikat pada 2021.

”Sebagai representasi pelaku usaha di Indonesia, kami mendorong segala upaya untuk menghubungkan lebih banyak bisnis dari berbagai sektor antara Indonesia dan Australia serta perluasan volume perdagangan dan diversifikasi investasi antara kedua negara,” ujar Arsjad dalam keterangan resminya, Rabu (5/7).

Baca Juga: Rakernas KADIN, Arsjad: Pentingnya Penguatan Ekosistem Ekonomi Digital

Sebelumnya, Arsjad bersama delegasi melakukan roadshow ke Australia dan menghadiri Australia-ASEAN Business Forum, di mana beliau bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk membahas kerja sama ekonomi di masa depan antara Indonesia, ASEAN dan Australia.

“Kami melihat adanya hasrat yang luar biasa untuk melakukan kerja sama yang lebih luas antara Indonesia, ASEAN dan Australia,” ujar Arsjad.

Diketahui, pada bulan Februari 2023, Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat Indonesia menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding) MOU untuk menjajaki peluang kemitraan dalam mineral kritis untuk industri baterai dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Australia merupakan pemasok utama lithium, sedangkan Indonesia adalah produsen terbesar untuk nikel, komponen vital dalam baterai EV. Kedua negara memiliki cadangan yang cukup penting untuk produksi baterai dengan potensi saling melengkapi untuk mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan.  

Baca Juga: Tahun 2027, Kadin: Pertumbuhan Ekonomi Digital Capai Rp 3.216 Triliun

Sebagai tindak lanjut dari MoU, Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat telah menyepakati rencana aksi (Plan of Action) untuk implementasi MoU yang dilaksanakan pada 2023 – 2025 guna mewujudkan pengembangan industri baterai EV terintegrasi.

“MoU ini telah membuka pintu yang lebih lebar bagi Indonesia dan Australia dalam mengkapitalisasi inovasi bersama untuk memperkuat posisi di rantai pasok global. Caranya, melalui investasi bersama pada area-area strategis dalam pembangunan ekonomi kedua negara,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Arsjad yang juga menjabat Ketua ASEAN Business Advisory Council mengundang para pelaku usaha dari Australia Barat untuk berkunjung ke Indonesia dan menghadiri ASEAN Business and Investment Summit pada 3-4 September 2023 di Jakarta. Menurut Arsjad, Australia adalah mitra strategis ASEAN di bidang perdagangan dan investasi.

Pada 2021, nilai perdagangan Australia dengan 10 negara anggota ASEAN melampaui 127 miliar dolar Australia, lebih besar dibandingkan Jepang maupun Amerika Serikat.