debat cawapres

INDEF: Debat Cawapres Terlalu Banyak Perang Definisi

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai Debat Cawapres yang berlansung di JCC Senayan, Minggu (21/1) terlalu banyak mengulas perang d

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) menyampaikan pendapat disaksikan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat adu gagasan dalam Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai Debat Cawapres yang berlansung di JCC Senayan, Minggu (21/1) terlalu banyak mengulas perang definisi antar cawapres.

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment INDEF, Andry Satrio Nugroho menyebut para cawapres terlalu sering menggunakan diksi-diksi yang kurang familiar di telinga masyarakat awam.

"Fokus definisi diksi lebih banyak, bukan terkait pembahasan mengenai diksi. Debat terlalu banyak soal definisi," paparnya dalam Tanggapan INDEF Atas Debat Cawapres, Senin (22/1).

Baca Juga: CSIS: Gibran Sok Tahu soal Greenflation

Satria mengamati debat cawapres selain menggunakan diksi yang tidak banyak dimengerti, cawapres juga terlalu berkutat pada paparan masalah. Sementara itu, bagian solusi tidak banyak dibahas.

Dia menilai debat cawapres tersebut lebih terlihat seperti saling menjatuhkan satu sama lain, daripada lebih banyak membahas mengenai gagasan.

Dengan menggunakan diksi elitis, kata Andry, membuat isu yang dibahas menjadi lebih susah dipahami.

Baca Juga: Debat Cawapres Terlalu Banyak Gimik, CSIS: Jauh dari Gagasan!

Padahal, seharusnya para cawapres dapat menyampaikan persoalan pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam berkelanjutan, dan peran desa dengan format diksi yang mudah dimengerti.

"Ini yang tidak terlihat semalam," pungkasnya.