Kebakaran TPA Sarimukti

Imbas Kebakaran TPA Sarimukti, Sampah Menumpuk di TPS Kota Bandung

Imbas kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, berdampak pada terjadinya penumpukan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS).

Tumpukan Sampah yang menggunung di Gang Hj.Siti Rokayah,Kampung Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung,yang merupakan akses jalan ke pemukiman warga.Foto,apahabar.com/Hasbi

apahabar.com, BANDUNG - Imbas kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, berdampak pada terjadinya penumpukan sampah di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Bandung.

Salah satunya di TPS di wilayah Pasir Koja, Kota Bandung. Di tempat itu, terpantau tumpukan sampah telah menggunung mencapai 3 meter dan belum dilakukan pengambilan sampah.

Tumpukan sampah juga terlihat menumpuk di belakang TPS hingga hampir menutupi gang yang merupakan akses masuk ke permukiman warga di Gang Hj.Siti Rokayah, Kampung Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Pengelola TPS Pasir Koja Dadan membeberkan adanya penumpukan sampah di TPS. Menurutnya hal itu terjadi karena adanya pembatasan pengangkutan pembuangan sampah ke TPA Sarimukti, pasca kebakaran yang terjadi.

Baca Juga: Kebakaran TPA Sarimukti, Damkar: 90 Persen Area Berhasil Dipadamkan 

"Biasanya di TPS ini diangkut 2 kali sehari. Akibat TPA Sarimukti terbakar, sekarang diangkut jadi 3 hari sekali," ungkap Dadan kepada apahabar.com, Sabtu (09/09).

Dadan mengungkapkan pembatasan pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti mengakibatkan penumpukan sampah di TPS. Setiap hari TPS mengalami kelebihan tonase atauoverload.

Belum lagi, banyak warga yang membuang sampah secara sembunyi-sembunyi di belakang TPS atau di dalam gang yang merupakan akses jalan ke permukiman warga.

"TPS Pasir Koja sudah overload dan warga sudah dilarang untuk membuang sampah, jadi banyak warga yang membuang sampah ke gang ini secara sembunyi-sembunyi," jelasnya.

Baca Juga: Pj Gubernur Jabar: Kebakaran TPA Sarimukti Jadi Prioritas

Situasi itu, kata Dadan, mulai dikeluhkan warga. Penumpukan sampah yang tidak segera diangkut telah menyebabkan munculnya aroma busuk. Bahkan ada warga yang mengaku batuk setelah tidak sengaja menghirup aroma dari timbulan sampah tersebut.

"Keluhan warga sudah banyak terutama soal baunya. Ada juga yang batuk-batuk dan tenggorokan kering.

Selain itu, tidak sedikit warga yang protes ketika mengetahui akses jalan mereka tertutup oleh tumpukan sampah. Akibat timbulan sampah warga tidak bisa melewati gang tersebut.

"Sedangkan warga pengguna gang sudah merasa terganggu karena akses jalan gang sudah hampir tertutup," pungkasnya.