Iduladha 2023

Iduladha: Momentum Naikkan Konsumsi Pangan Bergizi bagi Masyarakat

Momen Iduladha 2023 dapat menjadi langkah intervensi pangan bergizi bagi masyarakat Indonesia.

Penggunaan bakul purun ketika momentum Iduladha 1441 hijriah hanya mencapai 1,5 persen. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, JAKARTA - Momen Iduladha 2023 menjadi langkah intervensi pangan bergizi bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, konsumsi daging di Indonesia masih cukup rendah.

Berdasarkan laporan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), konsumsi daging sapi di tanah air hanya sebesar 2,2 (kg) per kapita pada 2022. Angkanya masih jauh di bawah rata-rata konsumsi daging sapi dunia yang mencapai 6,3 kg per kapita. 

Jika dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga terbawah konsumsi daging per kapita. Indonesia masih kalah dengan Malaysia dan Filipina yang rata-rata mengonsumsi daging sebanyak 5,6 kg dan 3,2 kg.

Tak hanya itu, rata-rata konsumsi daging kambing per kapita di Indonesia hanya 0,4 kg pada tahun lalu. Jumlah itu berada di bawah rata-rata konsumsi daging kambing per kapita secara global yang sebesar 1,8 kg. Posisi Indonesia juga masih di bawah Malaysia dan Filipina yang konsumsi daging kambing per kapitanya berturut-turut sebanyak 1,1 kg dan 0,5 kg.  

Baca Juga: Kenaikan Harga Telur dan Daging Ayam Picu Kenaikan Angka Inflasi

Selain rendah, konsumsi daging di Indonesia masih timpang antara kelas bawah dan atas. Ini salah satunya dapat terlihat dari konsumsi kalori dan protein yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS mencatat, rata-rata konsumsi kalori daging per kapita sehari di kelompok kuintil pengeluaran teratas mencapai 137,44 kilokalori (kkal) pada September 2022. Lalu, konsumsi protein daging per kapita sehari di kelompok tersebut sebesar 8,38 gram. 

Di sisi lain, rata-rata konsumsi kalori daging per kapita sehari pada kelompok terbawah hanya 34,82 kkal. Sedangkan, rata-rata konsumsi protein dari daging sebesar 2,11 gram per kapita sehari.

Ketimpangan konsumsi daging antara masyarakat kelas atas dan bawah juga terlihat dalam hasil riset IDEAS. Tahun 2022, rata-rata 1% penduduk terkaya di Indonesia mengonsumsi 5,31 kg daging kambing dan sapi per tahun. Jumlah itu 294 kali lebih tinggi dibandingkan 1% penduduk termiskin yang hanya mengonsumsi 0,02 kg daging setiap tahun.

Baca Juga: Iduladha Beri Efek Positif Terhadap Perekonomian Indonesia

Berkaca dari ketimpangan tersebut, IDEAS menilai perlu adanya pendistribusian daging kurban kepada kelompok masyarakat dengan konsumsi daging terendah. IDEAS mengidentifikasi setidaknya ada 74,2 juta mustahik yang merupakan kelompok dengan konsumsi daging terendah pada 2022. 

Secara rinci, jumlah mustahik miskin ekstrem sebanyak 5,2 juta orang. Sebanyak 11,4 juta mustahik masuk kelompok miskin. Sedangkan, jumlah mustahik hampir miskin dan rentan miskin masing-masing sebanyak 16,5 juta orang dan 41,1 juta orang. 

"Jika hal itu dapat dilakukan, kesenjangan konsumsi daging yang diukur dalam gini rasio berpotensi turun signifikan. Dari 0,61 menjadi 0,38,” tulis riset tersebut.