Kalsel

ICMI Diminta Berikan Solusi Selesaikan Berbagai Persoalan Bangsa

apahabar.com, BANJARMASIN – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) diminta ikut memberikan solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan…

Taufik Arbain (kiri) dan Jimly Asshiddiqie (tengah) di sela kegiatan diskusi keumatan dengan tajuk merawat keindonesiaan dan keislaman di Hotel Treepark, Banjarmasin, Sabtu (07/09). Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) diminta ikut memberikan solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.

Hal itu disampaikan Ketua Umum ICMI, Jimly Asshiddiqie, dalam diskusi keumatan dengan tajuk merawat keindonesiaan dan keislaman di Hotel Treepark, Banjarmasin, Sabtu (07/09).

Jimly mengharapkan ICMI dapat menawarkan strategi yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan fundamental yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Solusi itu, kata Jimly, harus mampu menawarkan strategi kebijakan yang tepat yang realisasinya bersifat nyata dan dapat dijalankan.

Di tengah perkembangan zaman, ICMI juga harus bisa mengkolaborasikan empat hal: masjid, kampus, pasar dan istana.

“Masjid maksudnya identitas keislaman. Kemudian kampus adalah simbol pengetahuan. Lalu pasar bermakna bisnis yang dikembangkan demi kejahteraan umat. Terakhir, istana. Maksudnya adalah kekuasaan dan pemerintah. Empat hal ini adalah kunci dalam membangun peradaban keislaman dan keindonesiaan,” kata mantan ketua MK RI.

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia menyebut spirit masyarakat Banjar yang menjadi bagian sejarah panjang peradaban Islam serta perkembangan ekonomi dan kewirausahaan harus diimplementasikan pada era sekarang untuk menjawab tantangan perubahan zaman.

Sekretaris ICMI Kalsel, Taufik Arbain, membenarkan pernyataan Jimly Asshiddiqie. Ia mengatakan cendekiawan muslim tidak melulu harus memiliki jarak dengan pemerintah. Cendekiawan muslim, kata Taufik, harus bisa memberikan masukan dan pandangan kepada penguasa demi tercapai kebijakan yang pro umat.

“Yang dimaksud istana adalah kekuasaan, tentu kalau di level nasional adalah presiden. Kalau di level daerah adalah gubernur, walikota, dan bupati. Ini yang menjadi bagian kepentingan kebangsaan, kecendikiawanan, dan keumatan,” kata akademisi FISIP ULM ini.

Bagi doktor jebolan Universitas Gadjah Mada, ICMI hadir terdepan dalam merawat keindonesiaan sekaligus merawat Islam yang rahmatan lilalamin. ICMI Kalsel juga terus memberikan masukan kepada kepala daerah dengan pendekatan-pendekatan yang lembut, termasuk ketika dihadapkan dalam perbedaan pendapat.

“Kita ingin memberikan masukan dan menunjukkan ciri kecendikiawanan itu,” tandas Taufik Arbain.

Baca Juga: Kaltim Ibu Kota, Budayawan Kalsel Cemas Bahasa Banjar Akan Punah!

Baca Juga: Kaltim Ibu Kota Negara, Kalsel Bakal Kembangkan Potensi Wisata Religi Makam Abah Guru Sekumpul

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Puja Mandela