apahabar.com, BANJARMASIN – Sebagai Kota Wisata, Banjarmasin masih rentan bisnis esek-esek. Anak di bawah umur pun terlibat.
Baru-baru ini, seorang ibu angkat di Banjarmasin Tengah berinisial ER (57) terlibat dalam perdagangan anak.
ER tertangkap tangan hendak menjual anaknya berinsial DA (14) ke pria hidung belang di kawasan Pasar Kasbah. Ia pun diamankan polisi, Rabu kemarin.
Kasus eksploitasi anak ini langsung mengundang perhatian Psikolog Klinis Fakultas Kedokteran ULM, Sukma Noor Akbar.
Menurutnya, desakan ekonomi bukan suatu alasan untuk menjerumuskan anak dalam lubang hitam prostitusi.
“Banyak orang bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi tanpa berbuat melanggar hukum,” katanya.
Didasari itu, ia menilai faktor internal dari pola asuh orang tua menjadi penentu mencegah anak menjadi pelaku prostitusi.
Seharusnya fungsi utama dari orang tua adalah melindungi dan memberi nafkah anaknya. Bukan sebaliknya.
“Mental dari orang tua-lah yang perlu diperbaiki. Khususnya dalam mendidik anak yang masih usia remaja,” tuturnya.
Menurutnya lagi, praktik prostitusi umumnya dibentuk dan terbentuk dari proses belajar yang didapat di lingkungannya.
Pada kasus DA, ER membiarkan sang anak untuk menontonnya saat berhubungan seksual. ER sendiri PSK berkedok tukang pijat.
Selain itu, ada juga perilaku negatif dari suami, dan aspirasi yang tinggi terhadap materiil. Lalu perilaku abnormal atau pengalaman-pengalaman traumatis lainnya bisa menjadi faktor penentu lain.
“Namun untuk menentukan faktor penyebab munculnya perilaku prostitusi perlu pemeriksaan mendalam,” kata dia.
Baca Juga: Korban Budak Seks di Banjarbaru Dapat Perlindungan
Baca Juga:Modus Ayah Cabul di Banjarbaru, Ancam Korban yang Tak Perawan
Baca Juga:Predator Anak Kandung di Banjarbaru Terancam Hukuman Berlapis!
Baca Juga: Terkuak, Alasan Ayah di Banjarbaru Tega Jadikan Putrinya Budak Seks
Baca Juga: Seks Sedarah di Banjarbaru, Setelah Hamil Anak Pun Dijual
Baca Juga: VIDEO: Seks Sedarah di Banjarbaru, Setelah Hamil Anak Pun Dijual
Baca Juga: Korban Budak Seks Ayah Kandung di Banjarbaru Trauma!
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah