autisme

Ibu-ibu Keluhkan Rendahnya Akses Pendidikan dan Kesehatan Anak Autisme

Para ibu dari anak penyandang autisme mengeluhkan rendahnya akses pendidikan dan kesehatan bagi anak mereka.

Gelaran acara Walk4autism yang diselenggarakan oleh Yayasan Autisme guna tingkatkan kesadaran anak penyandang Autisme. Foto: apahabar.com/Gabid Hanafie

apahabar.com, JAKARTA Para ibu dari anak penyandang autisme mengeluhkan rendahnya akses pendidikan dan kesehatan bagi anak mereka.

Salah satunya Husnul (50), ibu dari anak penyandang autisme itu mengeluhkan sulitnya masuk ke sekolah. Ia menjelaskan bahwa sekolah hanya membuka sedikit kuota untuk murid penyandang autisme.

“Jadi setiap sekolah negeri kuotanya pasti sedikit untuk anak autisme, berbeda dengan tunanetra dan disabilitas yang lain,” ujarnya kepada apahabar.com di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/7).

Berdasarkan pengalamannya, sekolah hanya membuka paling banyak untuk dua murid autisme, sementara pendaftar jumlahnya sangat banyak.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk membuka lebih banyak sekolah khusus autisme. Tidak hanya itu kemampuan guru juga harus ditingkatkankan untuk menangani anak pengidap autisme itu.

“Saya minta ada sekolah khusus autisme negeri, karena sekarang susah belum ada untuk yang negeri,” imbuhnya.

Baca Juga: 1,9 Juta Anak Penyandang Autisme di Indonesia Masih Tak Sejahtera

Berbeda dengan Safira (42) ibu dari anak pengidap autisme bernama Tio (8) itu mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan akses kesehatan.

“Tidak hanya pendidikan kesehatan buat autisme juga masih sulit,” kata Safira.

Ia meminta pemerintah untuk lebih peduli meningkatkan kebutuhan terhadap anak-anak penyandap autisme.

“Saya jujur saja, jadi pemerintah juga masih harus meningkatkan penyuluhan soal autisme karena masih kurang pendekatan,” pungkasnya.