Hujan Mulai Mengguyur Kalsel, Kemarau Belum Berakhir

Meski hujan sudah mengguyur sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan dua hari terakhir, tapi itu bukan pertanda kemarau akan berakhir.

Hujan di Landasan Ulin Banjarbaru siang tadi (6/9) bukan pertanda kemarau berakhir. Foto-apahabar.com/Hasan

apahabar.com, BANJARBARU - Meski hujan sudah mengguyur sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan dua hari terakhir, tapi itu bukan pertanda kemarau akan berakhir. Sebab, menurut BMKG, September ini masih dalam masa puncak kemarau. 

"Hujan dua hari ini bukan pertanda kemarau telah berakhir," ujar Prakirawan BMKG Stamet Syamsudin Noor, Rara Rahmita, Rabu (6/9).

Rara menyebut hujan hari ini terjadi di Banjarbaru, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Balangan, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Batola san Kotabaru.

Hujan itu akibat adanya kelembaban udara yang cukup tinggi di lapisan atas dan adanya daerah perlambatan angin di sekitar Banua.

"Intensitasnya termasuk ke hujan ringan disertai petir dan angin kencang berdurasi relatif singkat dan masih ada potensi karhutla hingga musim kemarau berakhir," jelas dia.

Baca Juga: Kekeringan, Dinsos Kalsel Suplai Air Bersih dan Siap Minum ke Desa Limamar Banjar

Baca Juga: 100 Personel Banser Berangkat ke Jawa Timur, Amankan Haul Guru Bangil ke-35

Soal karhutla, Banjarbaru masih menjadi wilayah paling rawan. Dua wilayah terdampak paling parah yakni Liang Anggang dan Landasan Ulin.

"Di dua wilayah itu masih terdapat 10 titik panas (hotspot)," katanya.

Saat ini, kawasan andara Internasional Syamsudin Noor di Landasan Ulin dan Liang Anggang menjadi titik atensi Pemprov Kalsel soal karhutla.

"Kawasan bandara ini masuk ring 1 penanganan karhutla," sahut Bambang D Mulyadi, Kabid Kesiapsiagaan dan Kebencanaan BPBD Kalsel.

Helikopter water bombing yang mereka miliki pun terus disiapkan dan hampir setiap hari dioperasikan untuk pemadaman karhutla yang terjadi di Banua.