Hujan Buatan di Kalsel Tidak Berhasil, Karhutla Semakin Mengganas

Upaya pemerintah provinsi untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banua sepertinya belum efektif.

TMC di Kalsel belum efektif meredam karhutla di berbagai kawasan. Foto: apahabar.com/Hasan

apahabar.com, BANJARBARU - Upaya menurunkan hujan buatan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), sejauh ini tidak berhasil diterapkan di Kalimantan Selatan. 

TMC yang dimaksudkan membasahi lahan rawan dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dimulai sejak 23 September 2023.

Namun hingga 28 September 2023 atau hari terakhir TMC, hujan yang diharapkan tidak kunjung turun.

Bahkan TMC terkesan dipaksakan, karena gumpalan awan di Kalsel tidak begitu potensial dalam sepekan terakhir. Padahal hingga hari terakhir, TMC yang dilakukan sudah memakan bahan semai seberat 6 ton.

"Total 6 sorti dengan masing-masing sorti seberat 1 ton," jelas Kasubbid Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Ariansyah, Kamis (28/9).

"Sesuai pantauan BMKG, hujan sempat terjadi di Gambut dan Sungai Tabuk. Sedangkan kawasan lain seperti Marabahan dan Tanjung, hanya gerimis yang terjadi 24 September lalu," imbuhnya.

Baca Juga: TMC Sudah Dimulai, Hujan Buatan Tak Kunjung Guyur Kalsel

Baca Juga: Redam Karhutla, Hujan Buatan di Kalsel Dimulai 23 September

Dengan semua fasilitas dan anggaran yang digunakan, TMC pun masih jauh dari harapan. Akibatnya Banjarbaru dan kawasan rawan lain masih terus dilanda karhutla.

Dalam sepekan terakhir, apahabar.com mencatat sudah 40 hektare lahan di Banjarbaru yang terbakar. Pun sejumlah penerbangan di Bandara Internasional Syamsudin Noor sempat tertunda akibat kabut asap.

Kemudian 3 rumah di Pengayuan dan 2 rumah di Jalan Bypass Banjarbaru-Mataraman, turut hangus disambar api karhutla.

Sementara Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Adam juga ikut hangus awal September 2023. Sedikitnya 95 hektare lahan terbakar dan membuat kawasan ini ditutup sementara untuk menghindari kebakaran lain.