Hot Borneo

Hubungkan Kalsel dan Kalteng, Jembatan Tabukan-Dadahup Lampaui Ongkos Pembangunan Jembatan Alalak

apahabar.com, MARABAHAN – Dapat membuka banyak kawasan terisolir, pembangunan Jembatan Tabukan-Dadahup juga memakan biaya tidak sedikit….

Lingkaran merah dalam peta menandai lokasi rencana pembangunan Jembatan Tabukan-Dadahup yang menghubungkan Barito Kuala dan Kapuas. Foto: Google

apahabar.com, MARABAHAN – Dapat membuka banyak kawasan terisolir, pembangunan Jembatan Tabukan-Dadahup juga memakan biaya tidak sedikit.

Rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Barito Kuala di Kalimantan Selatan dengan Kapuas di Kalimantan Tengah tersebut, terus dimatangkan.

Terakhir Pemkab Batola dan Kapuas sudah duduk bersama dalam rapat koordinasi untuk menentukan titik lokasi rencana pembangunan, Rabu (16/3).

Diputuskan jembatan akan dibangun di Desa Pantang Raya Kecamatan Tabukan dan Desa Muara Dadahup Kecamatan Kapuas Murung.

Penentuan titik lokasi itu menjadi langkah awal, sebelum rencana pembangunan diajukan kepada pemerintah pusat agar Jembatan Tabukan-Dadahup dapat dibiayai APBN.

Keterlibatan pemerintah pusat dalam pembangunan Jembatan Tabukan-Dadahup cukup beralasan. Selain menghubungkan antarprovinsi, jembatan akan banyak membuka daerah terisolir di dua kabupaten.

“Konektivitas yang disebabkan pembangunan jembatan tersebut dapat berujung positif, termasuk pertumbuhan ekonomi,” papar Sekdakab Batola, Zulkipli Yadi Noor, seusai rapat koordinasi di Marabahan.

“Batola akan mendapatkan dampak besar, mengingat Kapuas terdapat proyek strategis nasional Food Estate. Ujung-ujungnya Marabahan tidak menjadi kota buntu lagi,” imbuhnya.

Sebelum dibangun jembatan, warga kedua provinsi menggunakan feri kelotok untuk menuju Dadahup ke Tabukan dan sebaliknya.

Lokasi dermaga feri di Tabukan berjarak sekitar 30 kilometer dari Marabahan. Sedangkan dermaga feri di Dadahup Muara, berjarak sekitar 28 kilometer dari Bundaran Besar Kapuas.

Namun hanya sepeda motor yang dapat diseberangkan, mengingat kapasitas fery dan kondisi jalan di Muara Dadahup. Adapun tarif yang dikenakan kepada setiap sepeda motor sebesar Rp5.000.

“Memang ide pembangunan Jembatan Tabukan-Dadahup sudah lama. Masyarakat juga sudah sering menggunakan jalur ini untuk transportasi,” sahut Septedy, Sekdakab Kapuas.

“Makanya ide pembangunan jembatan tersebut mendapat banyak dukungan. Terlebih masyarakat Kapuas Murung di Kapuas maupun Tabukan di Batola memiliki kesamaan bahasa dan budaya,” imbuhnya.

Namun demikian, pembangunan Jembatan Tabukan-Dadahup yang direncanakan sepanjang antara 935 hingga 980 meter ini tidak murah.

Berdasarkan kajian awal yang dilakukan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) di pertengahan 2011, dibutuhkan biaya sekitar Rp350 miliar.

Angka sebesar itu melampaui biaya pembangunan Jembatan Alalak. Menggunakan cable stayed, jembatan pengganti sepanjang 850 meter ini menghabiskan biaya sebesar Rp278 miliar.

“Kalau dibangun 2025 atau 2026, minimal perhitungan anggaran 2011 tersebut dikali dua yang berarti sekitar Rp700 miliar,” jelas Saberi Thanoor, Kepala Dinas PUPR Batola.

“Itu pun kalau jembatan dibangun dengan struktur lengkung baja, bukan box girder maupun cable stayed yang lebih mahal. Penganggaran ini belum termasuk pembuatan jalan baru dan jembatan pendukung di atas Sungai Mengkatip,” tandasnya.

Titik Sudah Ditentukan, Batola dan Kapuas Kebut Rencana Jembatan Tabukan-Dadahup