Hari Valentine

Hubungan Valentine dan Cokelat, Hanya Trik Marketing?

Hari Valentine yang diperingati setiap 14 Februari seringkali identik dengan cokelat. Siapa sangka, keterkaitan itu bermula dari sebuah strategi marketing

Cokelat Valentine. Foto: Liputan6.

apahabar.com, JAKARTA - Hari Valentine yang diperingati setiap 14 Februari seringkali identik dengan cokelat. Siapa sangka, ternyata, keterkaitan itu bermula dari sebuah strategi marketing produsen cokelat.

Adalah Richard Cadburry, sosok yang kali pertama melahirkan inovasi cokelat sebagai hadiah di hari kasih sayang. Sebagai penerus perusahaan cokelat keluarganya di Inggris, dirinya meramu resep baru untuk meningkatkan penjualan.

Kala itu, Cadburry menambahkan mentega pada biji kakao. Tak disangka-sangka, inovasi ini menghasilkan cita rasa baru yang disebut dark chocolate. Dia sadar betul, peluang varian itu bakal meledak di pasaran, sehingga juga menciptakan gebrakan lain.

Inovasi tersebut ialah kemasan cokelat itu sendiri. Cadburry menjual varian dark chocolate itu dengan kemasan kotak berbentuk hati. Tak lupa pula, dia membubuhkan gambar Cupid dan bunga mawar di atasnya.

Cupid sendiri merupakan salah satu dewa dalam mitologi Yunani yang masih populer di kalangan masyarakat modern. Cupid berasal dari kata latin Cupido, yang diterjemahkan sebagai "gairah, hasrat, kerinduan, atau keinginan."

Cupid sering digambarkan sedang melepaskan anak panah. Konon, panah itu bisa membuat seseorang jatuh cinta. Bagian dari mitos ini begitu terkenal hingga gambar hati yang tertusuk panah menjadi simbol untuk cinta dan asmara.

Berkat inovasi dari Cadburry yang demikianlah, mulai muncul gagasan cokelat sebagai hadiah valentine. Di era Ratu Victoria, makanan manis itu dikenal sebagai simbol kasih sayang serta rayuan.

Namun, di balik makna yang manis tersebut, rupanya cokelat di era Victoria pun lekat dengan stereotip hubungan dan seks. Sebab itulah, perempuan diwanti-wanti untuk tidak menerima cokelat dari lelaki tak dikenal.