Horor Lokal Naik Kelas, Empat Urban Legend Kalsel di Banua Film Fund 2025

Komunitas film Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Banua Film Fund 2025 di Bioskop KCM Belda Kota Banjarmasin pada Selasa (25/11/2025).

Komunitas film Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Banua Film Fund 2025 di Bioskop KCM Belda Kota Banjarmasin pada Selasa (25/11/2025). Foto: Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN - Komunitas film Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Banua Film Fund 2025 di Bioskop KCM Belda Kota Banjarmasin pada Selasa (25/11/2025).

Kegiatan tersebut diwarnai premiere keempat film horor lokal yang diproduksi berdasarkan urban legend setempat.

Hal ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan sinema horor daerah ke kancah nasional.

​Keempat film pendek yang diputar merupakan hasil karya dari empat komunitas film yang aktif membangun ekosistem perfilman Banua, antara lain, Mamen Film dengan film Suruh Aja Gin, Miniatur Production dengan Gagampiran, Ruang Aktor dengan film Sisigan Kariau Sima dan DMJ Project dengan judul film Pulasit.

​Ketua Penyelenggara Banua Film Fund 2025, Ade Hidayat mengatakan inisiasi ini didorong oleh temuan bahwa jumlah hantu di Kalsel mencapai 16 jenis.

​"Mencatat sejarahnya, kita melahirkan 4 film dari 4 urban legend. Jadi dari inisiasi itulah, teman-teman forum Sineas Banua mencoba meeksploitasi hantu tadi ke layar lebar," ujarnya.

​Ia menjelaskan bahwa keempat film ini melalui proses kurasi yang cukup panjang dan ketat, terpilih dari puluhan naskah untuk memastikan kualitas terbaik.

Pemilihan genre horor dilakukan karena tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap genre ini di bioskop. Termasuk, menjadi kesempatan emas untuk mengangkat cerita rakyat dan urban legend lokal yang sayangnya masih belum dikenal secara luas.

​"Belakangan, 2 tahun terakhir ini, kita mengenal ada Saranjana, kemudian ada Kuyang, kemudian nanti ada Pirunduk. Kita pengen mengenalkan urban legend kita, intinya begitu," tegasnya.

Sementara itu, dukungan penuh datang dari Pemerintah Provinsi Kalsel, yang melihat film, animasi, dan video sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif yang menjanjikan, khususnya di kalangan generasi muda.

​Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Iwan Fitriadi, mengungkapkan komitmen pemerintah daerah untuk membantu mengembangkan ekonomi kreatif.

​"Kami mencoba memberi dukungan berupa fasilitasi kegiatan pembuatan film ini. Saya sangat optimis, karya sineas Banua, karya teman-teman penggiat film di Kalimantan Selatan itu kalau diberi ruang, diberi kesempatan, saya yakin bisa katakanlah berkompetisi, bersaing di tingkat, khususnya di tingkat global, bahkan mungkin di tingkat internasional," ujar Iwan Fitriadi.

​Bahkan, setelah menyaksikan salah satu film, Sisigan Kariau Sima, Iwan Fitriadi menyatakan kekagumannya terhadap kualitas alur cerita yang sulit ditebak, menunjukkan bahwa karya sineas Banua setara dan mampu bersaing.

"Kita akui alur ceritanya sangat menarik. Bahkan saya saja tidak menyangka ceritanya seperti itu," kata Iwan.

Dirinya pun optimis hasil karya sineas banua tidak kalah bersaing dengan industri film-film di luar daerah.