HIPMI Gandeng Organisasi Cipayung Plus

HIPMI Gandeng Cipayung Plus

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengajak semua aktivis Cipayung Plus untuk terjun ke dunia bisnis.

Plt Ketum HIPMI Eka Sastra bersama para aktivis Cipayung Plus

apahabar.com, JAKARTA- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menggandeng berbagai organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus agar terjun ke dunia bisnis. HIPMI berharap semua aktivis organisasi itu bisa menjadi pengusaha muda.

Dalam pertemuan yang diadakan di kantor Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI di Gedung Sahid Sudirman, Jakarta, Rabu (12/10), Plt Ketua Umum BPP HIPMI Eka Sastra meminta para aktivis untuk mengubah mindset agar berani terjun ke dunia bisnis.

“Ada tiga kategori pengusaha. Ada pengusaha by nasab yang ayahnya pengusaha. Ada juga by nasib yang terpaksa jadi pengusaha. Ada juga by design. Kita berharap banyak yang jadi pengusaha karena by design,” kata Eka Sastra.

Dalam pertemuan itu, hadir banyak aktivis muda. Di antaranya adalah Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Raihan Ariatama, Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Abdul Musawir Yahya, Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Zaky Ahmad Rivai, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Muhammad Abdullah Abe.

Hadir pula Ketua Umum Persekutuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Tri Natalia, Ketua Umum LMND Asrul, Ketua Umum Persis Ilham Nur Hidayatullah, Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Putu, juga Ketua Hikmahbudhi Wiryawan.

Para aktivis muda mengakui kalau tema-tema bisnis dan enterpreneurship sudah lama jadi bahasan dalam pengkaderan mahasiswa. “Kami di HMI sudah lama mendiskusikan tema-tema bisnis. Banyak kader HMI yang tidak hanya jadi aktivis jalanan, tetapi juga masuk ke arena bisnis,” kata Raihan.

Eka Sastra yang juga aktif sebagai Staf Khusus Menteri Investasi menjelaskan betapa pentingnya menambah jumlah pengusaha di Indonesia. Dia mengatakan, syarat untuk menjadi negara maju adalah tumbuhnya lapisan pengusaha baru.

“Kita banyak tertinggal dari negara-negara sekitar. Jumlah pengusaha kita hanya 3 persen dari total populasi. Jika bangsa ini ingin tinggal landas, harusnya kita punya jumlah pengusaha hingga 12 persen. Saat itulah kita jadi kekuatan ekonomi dunia,” katanya.

Pendapat Eka sesuai dengan prediksi beberapa lembaga-lembaga riset dunia. Di tahun 2012, McKinsey merilis riset kalau Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia pada 2030. Saat itu, akan ada 135 juta penduduk produktif yang menjadi konsumen. Ada 71% penduduk yang tinggal di perkotaan dan menyumbang 86% PDB nasional.

Kemudian, Economist Intelligence Unit (EIU) dalam kajiannya pada 2015 menyebutkan Indonesia akan menjadi ekonomi keempat terbesar dunia di tahun 2050. Pada 2050, EIU memperkirakan ekonomi Indonesia hanya kalah dari China, Amerika Serikat (AS), dan India. Bahkan posisi Indonesia lebih tinggi dibandingkan Jepang yang diproyeksikan menduduki ranking lima.

Namun, kata Eka, semua prediksi itu akan terwujud jika prasyaratnya terpenuhi. Di antaranya adalah tumbuhnya lapis-lapis pengusaha baru yang akan menjadi tulang punggung perekonomian.

“Makanya, saya berharap adik-adik dari Cipayung Plus bisa menjadi pengusaha. Kami di HIPMI menyiapkan karpet merah. Kami bisa memberikan pendampinga, bisa menjadi kakak asuh, serta bisa memfasilitasi adik-adik untuk bermitra dengan pengusaha besar,” katanya.

Dalam pertemuan itu, semua sepakat untuk bermitra. Pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan membuat aksi yang lebih konkrit. Di antaranya adalah membuat pelatihan bisnis, serta kolaborasi aktivis mahasiswa dengan para pengusaha besar.

“Kami di HIPMI punya semboyan: pejuang pengusaha dan pengusaha pejuang. Ini menjadi spirit kolaborasi kita di masa depan,” pungkas Eka.