Hindari Kurang Gizi, Pemprov Kalsel Ajak Anak-anak Gemar Makan Ikan

Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-62, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengajak anak-anak gemar memakan ikan. 

Pemerintah mengajak anak gemar makan ikan. Foto ilustrasi-Universitas Airlangga

apahabar.com, BANJARBARU - Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-62, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengajak anak-anak gemar memakan ikan. 

Tujuannya agar generasi penerus Kalsel terhindar dari gizi buruk. 

Ketua PKK Kalsel, Raudatul Jannah bilang momentum ini sebagai wadah semua lintas sektor mengkampanyekan pola hidup sehat.

"Khususnya terkait makanan bergizi," ucap Acil Odah, Jumat (10/2).

Selain itu, kata dia, gemar mengonsumsi ikan juga menjadi salah satu pencegah stunting.

Menurutnya, penanganan stunting tidak bisa hanya dilakukan salah satu pihak. Namun juga harus didukung dari berbagai elemen masyarakat. 

“Kita itu harus peduli dulu. Selama ada yang tidak peduli, maka mustahil stunting bisa dieliminasi, apalagi diturunkan,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, dr Diauddin mengatakan, peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 bisa menjadi momentum dalam menggalang kepedulian serta meningkatkan komitmen untuk bersama membangun gizi dan bangsa yang sehat.

“Kita masih punya banyak tugas yang berat, yaitu menurunkan target 14 persen stunting di Kalsel pada 2024,” ungkap dokter Dia.

Berdasarkan data SSGI, stunting Kalsel pada 2021 berada di angka 30 persen, turun menjadi 24,6 persen pada 2022. Sehingga dalam satu tahun, stunting Kalsel turun 5,4 persen.

Oleh karenanya, upaya yang harus dilakukan yakni mengajak semua masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bergizi, dan memenuhi gizi anak dengan menerapkan program ISI PIRINGKU.

Penguatan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita serta penguatan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri.

Adapun tablet penambah darah, dokter Dia menuturkan, akan diperluas lagi hingga ke sekolah agama seperti pesantren, karena sebelumnya kurang terjamah sampai di sana.