Hilal di Langit Medan Tertutup Awan

alai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan melaporkan hasil pemantauan hilal yang dilakukan di atap kantor Gubernur Sumut tidak te

Petugas Badan Hisab dan Rukyat (BRH) dari kantor wilayah kementerian Agama Sumatera Barat menggunakan teleskop pengamatan hilal di Padang, Sumatera Barat. (Foto: Antara)

apahabar.com, JAKARTA - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan melaporkan hasil pemantauan hilal yang dilakukan di atap kantor Gubernur Sumut tidak terlihat dengan baik di langit Kota Medan. ilal yang tidak terlihat tersebut disebabkan oleh tertutup awan.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah I Medan, Eridawati menerangkan pengamatan hilal awal bulan suci Ramadan 1444 Hijriah dilakukan bersama Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

"Seharusnya hilal atau bulan yang terbit pada tanggal satu bulan Kamariah terlihat sewaktu matahari terbenam di ufuk barat," katanya seperti melansir Antara, Rabu (22/3).

Baca Juga: Pemantauan Hilal Terbanyak, Jawa Timur Juaranya

Tak hanya di Kota Medan hilal tidak terlihat, hal yang sama juga teramati di di Pantai Binasi Barus, Tapanuli Tengah Sumut dengan melibatkan Tim BBMKG l Medan.

Dengan begitu, setidaknya saat ini sudah terdapat empat titik pemantauan hilal di Sumut yakni atap kantor Gubernur Sumut dan Pantai Binasi Barus, atap IOF UMSU di Medan dan Pantai Sindeas, Tapanuli Tengah yang dilakukan oleh Stasiun Geofisika Deli Serdang Sumut.

"Laporan sementara, khususnya di BBMKG Wilayah I Medan di rooftop tidak teramati begitu juga yang di Tapanuli Tengah hilalnya tertutup awan," kata Eridawati.

Baca Juga: Tentukan Awal Ramadan, Tim Falakiyah JIC Pantau Hilal di Pulau Tidung

Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1444 Hijriah/2023 Masehi jatuh pada Kamis ini, usai diputuskan melalui sidang isbat di Gedung Kemenag RI, Jakarta, Rabu.

"Sidang Isbat menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada hari Kamis," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, saat memimpin konferensi pers penetapan sidang Isbat.

Dengan penetapan itu maka pada Rabu malam umat Islam di Indonesia dapat melaksanakan shalat tarawih. Sidang isbat ini diikuti sejumlah perwakilan organisasi keagamaan, ahli astronomi, serta tamu undangan lainnya.