Hot Borneo

Hilal di Kalsel Tertutup Awan, Penetapan 1 Syawal 1443 Hijriah Tunggu Sidang Isbat

apahabar.com, BANJARMASIN – Setelah dipantau selama 15 menit, posisi 1 hilal Syawal 1443 hijriah di Kalimantan…

Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, M Tambrin memantau posisi hilal 1 Syawal 1443 Hijriah di puncak Hotel Delima Banjarmasin, Minggu (1/5) petang. Foto-apahabar/Riki

apahabar.com, BANJARMASIN – Setelah dipantau selama 15 menit, posisi 1 hilal Syawal 1443 hijriah di Kalimantan Selatan (Kalsel) tak tampak.

Kondisi itu diduga usai sejumlah daerah di Kalsel diguyur hujan. Hilal tertutup kabut awan.

Pemantauan dilakukan dari puncak Hotel Delima Jalan Ahmad Yani Km 7, Banjarmasin Timur, Minggu (1/5) atau bertepatan pada 29 Ramadan 1443 H.

Namun, laporan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalsel berdasarkan kriteria Imkanurrukyat MABIMS, kondisi hilal sudah terpenuhi.

Data ketinggian hilal di wilayah Indonesia berkisar antara 4 derajat 0,59 menit sampai dengan 5 derajat 33,57 menit, dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat hingga 6,4 derajat.

Kondisi itu berpotensi besar bahwa 1 Syawal 1443 Hijriah akan jatuh pada Senin (2/5) besok.

Meski Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, M Tambrin meminta masyarakat untuk tetap menunggu keputusan Pemerintah RI melalui sidang isbat.

"Kita berharap kepada masyarakat tetap menunggu pengumuman kementrian agama berdasarkan sidang isbat," katanya, usai memantau hilal menggunakan alat khusus.

Tidak jauh berbeda dengan gelaran sidang isbat dalam penentuan awal Ramadan beberapa waktu lalu, sidang isbat Idulfitri 2022 juga dilaksanakan melalui tiga tahapan.

Berikut rincian tahapan dan waktu pelaksanaannya yang dikutip dari akun resmi Instagram Bimas Islam, Minggu (1/5/2022):

– Seminar posisi hilal melalui live streaming channel YouTube Bimas Islam pukul 17.00 WIB

– Sidang isbat yang didahului salat Maghrib digelar secara tertutup pukul 18.00 WIB

– Telekonferensi pers penetapan 1 Syawal 1443 H melalui siaran TVRI atau live streaming media sosial Kemenag pukul 19.15 WIB

Seminar kajian hisab (perhitungan astronomi) posisi hilal Syawal 1443 H akan dipaparkan oleh salah satu anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, H. Cecep Nurwendaya.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan hasil rukyatul hilal atau pemantauan hilal di 99 titik pemantauan dari seluruh Indonesia.

“Selanjutnya akan ditetapkan awal Syawal 1443 H dengan mempertimbangkan hasil hisab dan hasil rukyat, serta masukan dari peserta sidang,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag Adib dalam keterangan tertulisnya.

Metode penentuan awal bulan tersebut disandarkan dari Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Pemerintah juga mengadopsi kriteria baru dari Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) dalam penentuan posisi hilalnya.

Pada perhelatan sidang isbat 1 Syawal 1443 H, Kemenag akan mengundang organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dan duta besar negara sahabat.

Adib juga mengatakan, pihaknya mengundang Komisi VIII DPR RI, akademisi dari sejumlah universitas, pimpinan pondok pesantren, serta para pakar dan ahli falak.