Parenting

Helicopter Parenting, Ketika Orang Tua Hiperprotektif terhadap Anak

Helicopter Parenting, sebuah keterlibatan orang tua yang berlebih pada keseharian anak. Efeknya, anak jadi kurang percaya diri.

Helicopter Parenting, Ketika Orang Tua Hiperprotektif Terhadap Anak. Foto: kolase

apahabar.com, JAKARTA - Helicopter Parenting adalah metode pengasuhan di mana orang tua terlibat berlebihan dalam keseharian anak. Efeknya, anak jadi kurang percaya diri.

Pengasuhan pada anak memiliki beragam pola. Salah satunya adalah Helicopter Parenting, yang pertama kali dikenalkan pada 1969 oleh Dr. Haim Ginott, dari buku berjudul Parents & Teenager.

Pola asuh Helikopter mengacu pada gaya pengasuhan yang terlalu terlibat pada kehidupan sang anak. Fokus yang terlalu intens berdampak negatif pada kesehatan mental anak, citra diri, keterampilan mengatasi masalah, dan lainnya.

Orang tua tipe ini mengambil banyak tanggung jawab atas anak-anak mereka. Sehingga mendorong khususnya keberhasilan atau kegagalan sang anak.

"Pola asuh ini terlalu berlebihan, karena terlalu mengontrol, melindungi dan melebihkan pola asuh," ujar Ann Dunnewold, Ph.D, seorang psikolog, melansir Parents, Senin (18/9).

Helicopter parenting sering diterapkan oleh orang tua ketika anak memasuki SMA hingga kuliah, disaat mereka sudah mampu melakukan segalanya sendiri, namun orang tua justru tidak membiarkan anak memilih jalan hidupnya sendiri.

"Pola asuh ini juga terjadi saat masa balita ataupun usia lainnya. Orang tua selalu membayangi anak dan tidak memberinya waktu sendirian," kata Dr. Dunnewold.

Ilustrasi Pola Asuh Helicopter Parenting. Foto: ShutterStock

Adapun penyebab orang tua menerapkan pola asuh ini diantaranya, kecemasan serta ketakutan orang tua yang ingin melindungi anaknya dan mengambil kendali besar atas kehidupan sang anak.

Trauma orang tua akan masa kecilnya juga menjadi penyebab hal ini terjadi, dan menyebabkan menaruh perhatian berlebihan terhadap anak.

Rasa cemburu terhadap orang tua lain dapat memicu terjadinya pola asuh ini. Mereka ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, namun melalui cara yang salah.

Semua orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anak mereka. Namun diantara mereka memiliki cara yang salah, dan membuat anak menjadi tidak nyaman.

Keterlibatan orang tua dalam keseharian anak dapat berdampak pada penurunan kepercayaan diri. Mereka menganggap bahwa orang tua tidak percaya dengan perilakunya dan membuatnya rendah diri.

Selain itu, terlalu memantau anak akan membuatnya tidak dapat mengendalikan emosi terhadap kegagalan dan kehilangan. Dan menyebabkan anak berisiko terhadap kecemasan.

Orang tua yang selalu terlibat akan membuat anaknya kesulitan dalam menangani permasalahan hidupnya. Karena selalu berharap terhadap bantuan kedua orang tuanya.