apahabar.com, JAKARTA – Baru-baru ini pria yang menyamar sebagai eksekutif wanita papan atas Hollywood menipu calon bintang ratusan ribu dolar. Ia berhasil ditangkap di Inggris.
Pria itu diketahui, Hargobind Punjabi Tahilraman yang disebut sebagai pria Indonesia. Ia dijuluki Ratu Penipu Hollywood.
Pria itu ditangkap setelah bertahun-tahun diburu oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat, FBI, demikian dilansir AFP, Jumat (4/12).
Lantas, pria itu diidentifikasi dalam dakwaan pengadilan yang terbuka pada Kamis (3/12) sebagai Hargobind Punjabi Tahilramani. Disebutkan ia seorang pria Indonesia berusia 41 tahun.
“Terdakwa telah ditangkap di Inggris Raya berdasarkan permintaan penangkapan sementara yang diajukan oleh Amerika Serikat dengan maksud untuk mengekstradisinya,” kata juru bicara FBI di San Diego, California kepada AFP.
Sementara itu kantor berita BBC menyebutkan pria itu diduga menipu lebih dari US$1 juta dari para korbannya.
Salah satu suara yang pernah ia tiru adalah suara bernada tinggi mantan istri, raja media, Rupert Murdoch, Wendi Deng, sebagai upaya untuk menipu.
Para korban didekati dengan tawaran pekerjaan showbiz yang menguntungkan.
Disamping itu, mereka juga diinstruksikan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia untuk tugas-tugas termasuk pencarian lokasi, penelitian, dan penyusunan skenario, menurut dokumen pengadilan yang diajukan di California.
Disebutkan pula dalam dokumen Hargobind Punjabi Tahilraman akan “menggunakan aksen palsu dan mengubah suaranya agar terdengar seperti wanita.”.
Pada saat kedatangan, para korban diduga ditipu untuk mendapatkan mata uang AS di setiap kesempatan oleh Hargobind Punjabi Tahilraman dan rekan-rekan konspiratornya.
Yakni dengan proyek film yang dijanjikan sepenuhnya fiksi dan pengeluaran mereka tidak pernah diganti.
Masih dalam dokumen disebutkan pula, jika target mengeluh atau menyatakan keraguan, Hargobind Punjabi Tahilraman kadang-kadang mengancam untuk “memotong” korban.
Sementara itu, KBRI London menyatakan pria yang disebut ‘Ratu Penipu Hollywood’ tersebut tak ada dalam database WNI di Inggris.
“Berkaitan dengan pertanyaan tersebut dapat saya sampaikan bahwa di dalam database KBRI London, tidak tercantum data yang bersangkutan,” kata Counsellor Penerangan dan Sosial Budaya, Hartyo Harkomoyo, Jumat (4/12/2020).
Hartyo mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan otoritas setempat. KBRI London saat ini masih menunggu konfirmasi lebih lanjut.
“KBRI London telah melakukan komunikasi dengan pihak yang berwenang dan sedang menunggu konfirmasi lebih lanjut,” ujar Hartyo.