Pemilu 2024

Hasto Sebut Mahfud Masuk Radar Bakal Cawapres Ganjar

Menkopolhukam Mahfud MD menjadi salah satu nama yang diincar untuuk mendampingi Ganjar di Pilpres 2024.

Menko Polhukam Mahfud MD saat Menghadiri Acara Silaturrahmi bersama Ulama dan Tokoh Madura di Pamekasan, Sabtu (27/5). (Foto:Fauzi)

apahabar.com, JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Ganjar Pranowo kini sementara bersafari dan bertemu beberapa tokoh yang berpotensi menjadi pendampingnya pada kontestasi piplres 2024 mendatang.

Hasto mengaku Ganjar juga telah bertemu dengan Menkopolhukam Mahfud MD sebagai pendekatan personal jelang Pilpres 2024.

"Pak Ganjar bertemu dengan Pak Mahfud MD dalam beberapa kesempatan," kata Hasto di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo, Jakarta, Kamis (6/7).

Baca Juga: Alasan Mantan Kapolri Undang Ganjar: Anak Polisi Berpangkat Rendah

Mahfud menurutnya merupakan salah satu kandidat cawapres pendamping Ganjar yang dipertimbangkan PDIP. Mahfud termasuk satu dari 10 nama yang tengah dikaji.

Selain Mahfud, Ganjar juga sudah bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menparekraf Sandiaga Uno. Tujuannya sama, yakni melakukan pendekatan personal dengan kandidat cawapres.

Diketahui, Erick Thohir diajukan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) sementara Sandiaga Uno disodorkan Partai Persatuan Pembangunan.

"Pendekatan-pendekatan personal itu kan juga diperlukan, sehingga nantinya ketika dilakukan pembahasan secara bersama-sama itu istilahnya buat capresnya juga tidak kawin paksa," ujarnya.

Baca Juga: Khofifah Berpeluang Tambal Elektoral Anies, Ganjar atau Prabowo

Setelah semua nama dikumpulkan, ke depan pimpinan partai akan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan berbagai aspek termasuk elektabilitas.

Dalam perkembangan, nama-nama bakal pendamping Ganjar Pranowo yang santer terdengar adalah Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Menaprekraf Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Selain itu ada juga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.