Skandal TNI

Hasil Autopsi Imam Masykur Ada Pendarahan di Otak

Kadispenad Brigjen Hamim Tohari mengungkap hasil autopsi Imam Masykur yang tewas dianiaya oleh anggota TNI.

Ilustrasi - Jenazah Almarhum Imam Masykur saat hendak dibawa ke kampung halaman, ke Bireun, Aceh. (ANTARA/HO/warga)

apahabar.com, JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari mengungkap hasil autopsi Imam Masykur yang tewas dianiaya oleh anggota TNI.

Berdasarkan hasil dari RSPAD Gatot Subroto menyimpulkan, Imam Masykur meninggal akibat benturan benda keras di leher yang menyebabkan pendarahan di otak.

"Hasil autopsi sudah keluar. Hasil autopsi secara garis besar itu adalah akibat benturan benda keras di leher yang kemudian menyebabkan ada pendarahan di otak," kata Hamim kepada wartawan di Jakarta Pusat, Rabu (13/9).

Baca Juga: KSAD Dukung 3 Prajurit Pembunuh Masykur Diadili secara Koneksitas

Tiga anggota TNI yang terlibat dalam kasus ini adalah anggota Paspampres Praka RM, anggota Direktorat Topografi TNI AD Praka HS, dan anggota Kodam Iskandar Muda Praka J.

Selain itu, tiga warga sipil juga terlibat dalam kasus itu. Salah satunya Zulhadi Satria Saputra yang merupakan kakak ipar Praka RM.

Komandan Pomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan tindakan tiga anggota TNI menculik dan menganiaya Imam didasari motif pemerasan.

Baca Juga: Pakar Hukum Sebut Kasus Imam Masykur Diduga Pembunuhan Berencana

Ia menyebut para pelaku awalnya berpura-pura sebagai anggota polisi yang hendak menangkap Imam lantaran diduga menjual obat ilegal.

"Pelaku berpura-pura sebagai aparat kepolisian yang melakukan penangkapan terhadap korban, karena korban diduga pedagang obat-obat ilegal (tramadol dll)," kata Irsyad, Senin (28/8).

Setelah ditangkap dan dibawa, korban kemudian mendapat peganiayaan dan meminta uang tebusan kepada keluarga.

"Terus mungkin penganiayaan berlebihan sehingga mengakibatkan kematian," tukasnya.