Info Kesehatan

Hari Parkinson Sedunia, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Tanggal 11 April diperingati sebagai Hari Parkinson Sedunia. Momen ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan penyakit tersebut

Ilustrasi sakit parkinson. Foto: Hellodokter.

apahabar.com, JAKARTA - Tanggal 11 April diperingati sebagai Hari Parkinson Sedunia. Momen ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan penyakit yang disebabkan kerusakan sel-sel saraf di otak tersebut.

Penetapan 11 April sebagai World’s Parkinson Day bukan tanpa alasan. Tanggal itu merupakan hari kelahiran James Parkinson, seorang dokter yang kali pertama menemukan gangguan pada sistem saraf ini.

Tepatnya pada 1817, James mempublikasikan sebuah esai bertajuk An Essay on The Shaking Palsy. Dalam tulisan itu, dia menjelaskan penyakit parkinson sebagai kondisi degeneratif otak yang berhubungan dengan gejala motorik dan berbagai komplikasi non-motorik.

Meski parkinson sudah dikenali sejak 1800-an, peringatan tentang gangguan ini baru terealisasi lebih dari satu abad setelahnya. Tepatnya pada 1997, Asosiasi Penyakit Parkinson Eropa (EPDA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Hari Parkinson Sedunia.

Peringatan Hari Parkinson pun diadakan rutin setiap tahun. Hingga pada perayaan yang ke-9, di mana diadakan di Luksemburg pada 2005, tulip merah diadopsi menjadi simbol resmi untuk parkinson, sekaligus menandakan kesadaran akan penyakit ini.

Tak Mudah Hidup dengan Parkinson

Hidup dengan parkinson lebih sulit daripada yang dipikirkan orang. Betapa tidak, penyakit ini membuat penderitanya tak leluasa berekspresi, sulit mengayunkan lengan saat berjalan, dan suaranya menjadi terdengar lebih kecil.

Gejala lainnya meliputi gangguan gerak tubuh, seperti tangan bergetar (tremor) saat tidak digerakkan, kaku saat bergerak (rigiditas), dan gerakan melambat (bradikinesia).

Pertanda yang demikian muncul ketika terjadi kerusakan atau kematian sel-sel saraf di otak. Penyebab kerusakan tersebut belum diketahui, tetapi riwayat parkinson pada keluarga dan paparan senyawa kimia bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.

Belum diketahui secara pasti cara mencegah penyakit parkinson. Namun, ada sejumlah cara yang dapat dilakukan guna mencegah perburukan kondisi penderita, seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan melakukan senam otak.

Adapun pengobatan penyakit parkinson bertujuan untuk mengurangi gejala dan membantu pasien menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri. Metode penanganannya bisa berupa pemberian obat-obatan, terapi, dan operasi.