Hari Lingkungan Hidup: Dunia dalam Ancaman Plastik

Semula, solusi alternatif demi menggantikan keberadaan kantong kertas adalah plastik. Namun ancaman besar justru datang karena rantai karbon plastik

Ilustrasi bumi dalam ancaman plastik. Foto: Kopee.

apahabar.com, JAKARTA - Semula, solusi alternatif demi menggantikan keberadaan kantong kertas adalah plastik. Namun ancaman besar justru datang karena rantai karbon plastik yang panjang, yakni ratusan hingga ribuan tahun untuk bisa terurai. 

Seruan pun menggema di seantero dunia dalam tajuk Beat Plastic Pollution atau "Kalahkan Polusi Plastik". Kampanye tersebut diusung dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2023.

Bumi Dibanjiri Plastik

Melansir laman worldenvironmentday.org, dunia tengah menghadapi ancaman plastik. Lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi setiap tahun, setengahnya dirancang untuk digunakan hanya sekali. Dari jumlah itu, kurang dari 10 persen didaur ulang. Diperkirakan 19-23 juta ton berakhir di danau, sungai, dan laut.

Bahkan saat ini, plastik telah menyumbat tempat pembuangan sampah, larut ke laut dan dibakar menjadi asap beracun, menjadikannya salah satu ancaman terbesar bagi planet ini.

Ironisnya lagi, yang kurang diketahui adalah bahwa mikroplastik masuk ke dalam makanan, air minum, dan bahkan udara. Banyak produk plastik mengandung aditif berbahaya, yang dapat mengancam kesehatan.

Tahun ini, bertepatan dengan World EnvironmentDay pada 5 Juni 2023 ini, Pemerintah Belanda menjadi salah satu negara yang mengambil tindakan ambisius dalam siklus hidup plastik. 

“Polusi plastik dan dampaknya yang merugikan bagi kesehatan, ekonomi, dan lingkungan tidak dapat diabaikan. Tindakan mendesak diperlukan. Pada saat yang sama, kami membutuhkan solusi yang benar, efektif, dan kuat,” kata Vivianne Heijnen, Menteri Lingkungan Hidup Belanda.

Menelisik Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Pada tahun 1972, Konferensi PBB tentang Lingkungan Manusia diadakan di Stockholm, Swedia. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan dari 113 negara, termasuk 19 kepala negara atau pemerintahan.

Adapun tujuan dari konferensi tersebut adalah untuk menyadarkan masyarakat dunia tentang pentingnya perlindungan lingkungan hidup dan mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah lingkungan global.

Selama konferensi, sebuah resolusi diadopsi yang mendorong negara-negara untuk memperhatikan isu-isu lingkungan dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. Pada akhir konferensi, Sekretaris Jenderal PBB saat itu, U Thant, mengusulkan ide untuk sebuah hari khusus yang akan dipersembahkan untuk lingkungan hidup.

Usulan ini disambut baik oleh para peserta konferensi dan pada tahun 1974, Majelis Umum PBB menetapkan 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Sejak saat itu, Hari Lingkungan Hidup diperingati setiap tahun di seluruh dunia dengan tema yang berbeda setiap tahunnya.

Dunia Menyambut Hari Lingkungan Hidup

Menukil Report of the United Nations Conference on the Human Environment, sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974, perayaan Hari Lingkungan Hidup telah berkembang pesat. Setiap tahun, ribuan kegiatan dan acara diadakan di seluruh dunia untuk memperingati hari ini.

Beberapa kegiatan yang dilakukan termasuk penanaman pohon, kampanye pengurangan sampah plastik, penggalangan dana untuk proyek lingkungan hidup, dan banyak lagi.

Perayaan ini juga telah menjadi platform untuk mengadvokasi isu-isu lingkungan hidup global. Para aktivis lingkungan hidup dan organisasi non-pemerintah (NGO) sering menggunakan Hari Lingkungan Hidup sebagai kesempatan untuk mempromosikan kampanye mereka dan menekankan urgensi perlindungan lingkungan hidup.

Selain itu, Hari Lingkungan Hidup juga menebar dampak yang signifikan pada kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan hidup dan menjaga keberlangsungan hidup manusia dan planet ini. Salah satunya adalah dengan bijak menggunakan plastik.