Hari Ketiga Pencarian, Kakek 64 Tahun Hilang Misterius di Sungai Barito Timur

Sudah memasuki hari ketiga, Tim SAR Gabungan masih belum menemuka seorang kakek bernama Sarjiwon (64), warga Desa Pulau Patai, Kabupaten Bartim

Tim SAR sedang melakukan penyisiran di sungai mencari Sarjiwon (64), warga Desa Pulau Patai, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Bartim, yang menghilang selama tiga hari. Minggu (24/8/2025). Foto: Basarnas Kalteng

PALANGKA RAYA - Misteri hilangnya Sarjiwon (64), warga Desa Pulau Patai, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur (Bartim), Kalteng, masih menyisakan tanda tanya.

Memasuki hari ketiga pencarian pada Minggu (24/8/2025), Tim SAR gabungan terus menyisir sungai dan daratan, namun keberadaan sang kakek belum juga ditemukan.

Peristiwa ini bermula pada Rabu (20/8/2025). Seperti biasa, Sarjiwon yang dikenal rajin bersilaturahmi ke rumah keponakannya, tak pernah absen sarapan bersama sebelum mandi di pinggir sungai. Namun pagi itu berbeda sosoknya tak kunjung muncul. Warga pun mulai gelisah, hingga pencarian spontan dilakukan di sekitar rumah dan tepian sungai. Hasilnya nihil, seakan jejak Sarjiwon lenyap begitu saja.

Kabar itu kemudian diteruskan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya pada Jumat (22/8/2025). Kepala Kantor SAR Palangka Raya, A.A Ketut Alit Supartana, langsung mengirimkan satu tim rescue menuju Barito Timur.

"Setelah berkoordinasi dengan instansi terkait, kami segera berangkatkan satu tim untuk melaksanakan pencarian orang hilang di Barito Timur,” ungkap Alit.

Sejak itu, pencarian tak pernah berhenti. Perahu karet menyusuri arus, penyelam memeriksa titik-titik rawan, sementara warga bersama relawan menelusuri jalur darat. Namun hingga Minggu sore, hasilnya masih nihil.

"Kami masih mengupayakan pencarian dan berharap Tim SAR gabungan dapat segera menemukan korban,” ujar Alit Supartana.

Upaya pencarian ini melibatkan banyak unsur: Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya, BPBD Barito Timur, Sulung Rescue, RMJ, Karang Taruna, DPMD Sosial, perangkat desa, keluarga korban, hingga warga setempat yang ikut bahu-membahu.

Namun di balik kerja keras itu, tersisa rasa harap sekaligus cemas. Bagi keluarga, setiap detik adalah penantian panjang yang penuh doa. Warga pun ikut terpukul, sebab Sarjiwon dikenal ramah dan ringan tangan membantu siapa saja.