Perayaan Unik

Hari Kesadaran Albinisme: Diskriminasi Warna Kulit yang Terus Disuarakan

Tahukan Anda jika orang-orang dengan albinisme menghadapi prasangka dan ancaman kematian di Tanzania. Sungguh ironis sebab di Afrika

Ilustrasi albinisme. Foto: Geotimes.

apahabar.com, JAKARTA - Tahukan Anda jika orang-orang dengan albinisme menghadapi prasangka dan ancaman kematian di Tanzania. Sungguh ironis sebab di Afrika, kelompok dengan pigmen kulit putih (albino) ini mendapatkan perlakuan berbeda, bahkan terancam dibunuh layaknya hewan buruan.

Dalam laporan Geotimes menyebutkan bahwa stigma yang hadir kepada albino di Afrika adalah menganggap bahwa orang-orang albino dianggap memiliki kekuatan magis. Sehingga muncul kepercayaan adat di Afrika yang mendorong mereka untuk membunuh orang-orang berkulit terang itu.

Sejatinya, albinisme atau albino sendiri merupakan sebuah kondisi medis yang ditandai dengan kekurangan pigmen melanin dalam kulit, rambut, dan mata. Kondisi ini dapat diidap individu dari segala ras, etnis, dan latar belakang budaya.

Sejarah Hari Albinisme

Hari Albinisme pertama kali diperingati pada tanggal 13 Juni 2015, setelah diproklamirkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada sidang Dewan HAM PBB pada tahun 2014. Hari Albinisme didirikan untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan hak asasi manusia bagi orang-orang dengan albinisme.

Orang-orang dengan albinisme mengalami diskriminasi dan pengucilan di banyak negara di seluruh dunia. Mereka sering kali dianggap sebagai makhluk mistis atau terkutuk, dan bahkan menjadi sasaran kekerasan dan penganiayaan. Ada juga kepercayaan yang salah bahwa bagian tubuh dari orang dengan albinisme memiliki efek magis atau penyembuhan.

Tak berhenti di situ, di sejumlah negara, orang dengan albinisme juga mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan, serta kesempatan kerja yang adil. 

Pentingnya Hari Albinisme

Hari Albinisme bertujuan untuk mengatasi stigma, diskriminasi, dan pengucilan yang dialami oleh orang dengan albinisme. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan kesadaran tentang albinisme dan hak asasi manusia yang sama bagi semua orang, serta melalui upaya untuk mempromosikan keberagaman dan inklusi di seluruh dunia.

"Inklusi adalah Kekuatan" menjadi tema perayaan Hari Kesadaran Albinisme tahun 2023 Hari Albinisme didirikan untuk mengatasi stigma dan diskriminasi ini dan meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia yang sama bagi semua orang.

Salah satu cara untuk memperingati Hari Albinisme adalah dengan menyebarkan informasi tentang kondisi ini kepada masyarakat luas. Ini dapat dilakukan melalui kampanye media sosial, seminar, dan acara publik lainnya.

Selain itu, organisasi di seluruh dunia dapat bekerja sama untuk mempromosikan hak asasi manusia bagi orang dengan albinisme dan untuk meningkatkan akses mereka terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan kerja yang adil.

Tokoh Dunia yang Memiliki Albinisme

1. Salif Keita - Musisi asal Mali

Salif Keita - Musisi asal Mali. Foto: Uganda News.

Salif dikenal sebagai "The Golden Voice of Africa". Keita lahir dengan albinisme dan mengalami diskriminasi di Mali karena kepercayaan bahwa orang dengan albinisme membawa nasib buruk. Namun, Keita berhasil meraih kesuksesan di dunia musik dan juga mendirikan organisasi amal untuk membantu orang dengan albinisme di seluruh dunia.

2. Thando Hopa - Model dan Pengacara asal Afrika Selatan

Thando Hopa - Model dan Pengacara asal Afrika Selatan. Foto: Brilio.

Hopa lahir dengan albinisme dan sering kali menjadi sasaran pelecehan dan pengucilan. Namun, ia berhasil meraih kesuksesan di dunia modeling dan juga memperjuangkan hak-hak orang dengan albinisme.

3. Connie Chiu - Aktivis HAM asal Hong Kong

Connie Chiu - Aktivis HAM asal Hong Kong. Foto: VICE.

Chiu lahir dengan albinisme dan mengalami diskriminasi sepanjang hidupnya. Namun, ia menjadi aktivis hak asasi manusia dan memperjuangkan hak-hak orang dengan albinisme di Asia.

Itulah sederet tokoh istimewa yang memiliki albinisme. Menjadi penting untuk menghargai dan mempromosikan keberagaman dalam masyarakat dan berjuang mengatasi diskriminasi dan pengucilan yang seringkali dialami oleh orang dengan albinisme.