Kalsel

Hari Kedua PPDB Online SMAN di Banjarmasin Diwarnai Tangisan Orang Tua

apahabar.com, BANJARMASIN – Memasuki hari kedua penerimaan peserta didik baru (PPDB) online sistem zonasi tingkat sekolah…

Salah satu orang tua siswa, Nur Adawiyah. Foto-apahabar.com/M Robby

apahabar.com, BANJARMASIN – Memasuki hari kedua penerimaan peserta didik baru (PPDB) online sistem zonasi tingkat sekolah menengah atas negeri (SMAN) se-derajat di Banjarmasin, Selasa (2/7) diwarnai dengan deraian air mata dari orang tua calon murid.

Ia adalah Nur Adawiyah, warga jalan Padat Karya Blok Batu Zamrud, Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin Utara.

Baca Juga: Hari Pertama PPDB SMP Lancar

Duduk di sebuah kursi panjang, ia tampak meraung-raung meneteskan air mata. Sembari merapikan berkas sang anak yang ingin melanjutkan pendidikan di tingkat SMA.

Bukan tanpa alasan, Adawiyah menangis lantaran anaknya ditolak mendaftar PPDB online di SMAN 11 Banjarmasin.

Adawiyah kecewa dengan sikap sekolah, yang tak memberikan kelonggaran bagi putranya untuk masuk mendaftar PPDB di sekolah tersebut.

“Padahal tempat tinggal saya sangat dekat dengan sekolah. Selain, berada satu kelurahan, jaraknya juga tak sampai satu kilometer,” ucapnya kepada awak media.

Menurutnya, alasan penolakan itu hanya karena dirinya tak memiliki kartu keluarga terbaru, sesuai domisili rumahnya saat ini.

Padahal, ia sudah bermukim selama 6 tahun, tapi masih menggunakan kartu keluarga lama dari Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Namun, yang membuatnya lebih kecewa, yakni sang anak merupakan alumnus SMPN 35 Banjarmasin. Tak lain, berada di satu kawasan dengan SMA tersebut.

Ia mengaku pasrah, meski putranya terancam tak bisa masuk sekolah negeri akibat penerapan PPDB sistem zonasi ini.

Menanggapi hal tersebut, Ketua panitia PPDB SMA Negeri 11, Taslim mengatakan, pihaknya hanya menjalankan aturan yang berlaku.

“Saya mohon maaf apabila belum bisa mengakomodir semua masyarakat di sekitar sekolah,” cetusnya.

Baca Juga: PPDB Hari Pertama: Pendaftar di SMPN 1 Banjarmasin Membeludak

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin