Peringatan Hari Gizi Nasional

Hari Gizi Nasional Bermula dari Ide Pahlawan Nasional Ambon

Tujuh puluh tiga tahun silam, tepat pada 25 Januari 1950, Hari Gizi Nasional pertama kali dicetuskan. Ini merupakan momentum untuk bahu membahu membangun gizi.

Ilustrasi Hari Gizi Nasional. Foto: Net.

apahabar.com, JAKARTA - Tujuh puluh tiga tahun silam, tepat pada 25 Januari 1950, Hari Gizi Nasional pertama kali dicetuskan. Ini merupakan momentum untuk bahu membahu membangun gizi bangsa.

Ditetapkannya Hari Gizi Nasional tak terlepas dari campur tangan seorang tokoh bangsa. Dialah Dokter J. Leimena, sosok yang menjabat Menteri Kesehatan kala itu.

Dokter J. Leimena sendiri adalah pahlawan nasional dari Ambon. Dia merupakan jebolan STOVIA Surabaya, yang lantas melanjutkan pendidikan di Geneeskunde Hogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta dan lulus pada 1939.

Dokter J. Leimana, sosok di balik tercetusnya Hari Gizi Nasional. Foto: Wikimedia.

Pada awal 1950, sang dokter memberi mandat pada Prof Poorwo Soedarmo untuk mengepalai LMR atau Lembaga Makanan Rakyat. Dia adalah seorang profesor asal Malang lulusan STOVIA pada 1927.

Poorwo sendiri memiliki pemahaman mendalam akan ilmu gizi. Ilmu itu dia dapatkan dari berbagai kampus, mulai dari London, Filipina, hingga Amerika Serikat.

Setahun usai mendapat mandat dari Leimena, atau pada 25 Januari 1951, Poorwo dilantik jadi kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR) kemudian membentuk Sekolah Juru Penerang Makanan.

Pada perjalanannya, LMR melakukan pengkaderan guna memenuhi tenaga gizi Indonesia dan Sekolah Juru Penerang Makanan. Waktu pengkaderan tersebut disahkan pada 25 Januari.

Bermula dari sanalah, peringatan tersebut diresmikan menjadi Hari Gizi Nasional. Berkat program tersebut, Poorwo diangkat menjadi Bapak Gizi Indonesia.

Sejak 1970 pula, hari penting ini berpindah tangan dari LRM ke Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan.