Tak Berkategori

Harga Properti 2020 Diprediksi Naik 9 Persen

apahabar.com, JAKARTA –  Pada 2020 pasar properti di Tanah Air cenderung positif. Itu setelah pertumbuhan tertahan di…

Ilustrasi properti. Foto-Net

apahabar.com, JAKARTA– Pada 2020 pasar properti di Tanah Air cenderung positif. Itu setelah pertumbuhan tertahan di tahun ini.

Indeks harga properti diperkirakan akan mengalami kenaikan pada kisaran 6%-9% (y-o-y) pada akhir 2020.

Sementara indeks suplai properti hunian diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 5% (y-o-y) pada akhir 2020. Hal yang perlu diantisipasi adalah Hari Raya Idul Fitri dan respons pasar terhadap situasi politik nasional serta ancaman ekonomi global.

“Kondisi ekonomi dan politik nasional tidak terlalu berpengaruh pada optimisme pengembang dalam hal penawaran harga. Sebaliknya, kedua hal tersebut tercermin dalam optimisme pengembang dari sisi suplai,” kata Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan.

Penjual sebaiknya fokus pada properti residensial kelas menengah dan menengah atas, dengan menonjolkan prospek investasi dan dukungan transportasi umum di sekitar properti.

Meski terjadi penurunan pada kepuasan terhadap iklim properti saat ini dibandingkan tahun lalu, secara umum kepuasan masyarakat masih tinggi. Sebanyak 55% responden Rumah.com Property Affordability Sentiment Index juga mengaku berencana membeli properti tahun depan.

“Meski demikian, berbelitnya proses pengurusan KPR, terutama untuk pekerja lepas, bisa menjadi penahan laju pasar properti nasional,” katanya.

Sementara itu, kebijakan Pemerintah melonggarkan Loan To Value (LTV) atau uang muka untuk pembelian rumah kedua serta pelonggan PPnBM untuk rumah mewah bisa meningkatkan dinamika pasar properti menengah atas dan mewah, yang sedang lesu.

Ike menjelaskan bahwa secara umum pasar properti Indonesia di tahun 2020 mendatang tidak akan begitu terpengaruh dengan keadaan politik mengingat situasi politik yang lebih kondusif.

“Pasar properti diperkirakan akan lebih bergairah dan menuju pemulihan, ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti, baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi,” katanya.

Di sisi lain, masyarakat mendominasi masih mencari hunian di bawah Rp500 juta, sementara lainnya mencari hunian pada kisaran di atas Rp500 juta hingga Rp750 juta. Jumlah ini hampir sama dengan tahun lalu.

Baca Juga: GAPKI Dorong Industri Hilir Minyak Sawit Kalsel

Baca Juga: Tiru Jakarta, Kaltim Andalkan Elektronik Retribusi

Sumber: Okezone
Editor: Syarif