Kenaikan Harga Beras

Harga Beras Naik, Modal Penjual Nasi di Bandung Membengkak

Harga beras yang terus mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir membuat para pedagang atau penjual nasi di wilayah kota Bandung mengeluh.

Ibu Nani (60) Pedagang atau Penjual Warung Nasi di Jalan Peta, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan BojongLoa Kidul, Kota Bandung. Foto, apahabar.com/Hasbi

apahabar.com, BANDUNG - Harga beras yang terus mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir membuat para pedagang atau penjual nasi di wilayah Kota Bandung mengeluh.

Kenaikan harga beras mengakibatkan pengeluaran bertambah atau membengkak. Hanya saja, opsi menaikkan harga jual makanan tidak bisa dilakukan karena takut kehilangan pelanggan.

Hal itu diamini Nani (60) salah seorang penjual nasi di Kota Bandung. Penjual nasi di Jalan Peta, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan BojongLoa Kidul itu mengaku jika kenaikan harga beras dalam beberapa waktu terakhir telah berdampak besar bagi dagangannya.

"Harga beras naik, ya berdampak pada modal yang dikeluarkan jadi bertambah,  sedangkan harga makanan yang dijual tidak dinaikkan," ujar Nani kepada apahabar.com, Jum'at (8/9).

Baca Juga: Harga Beras Naik, Pemkot Bekasi Dorong Bapanas Gelar Pasar Murah

Nani mengungkapkan demi keperluan dagangan dirinya selalu membeli beras per sak atau karung ukuran 25 kilogram. Di saat kondisi normal harganya Rp285.000. Namun saat ini terjadi kenaikan sehingga harga per karung menjadi Rp315.000.

"Harga normal dulu cuma Rp285.000 sekarang jadi Rp315.000 per sak isi 25 kilogram, jadi naiknya lumayan," ucapnya.

Menurut Nani kenaikan harga beras ini telah berpengaruh terhadap pendapatan usaha warung nasi. Pendapatan yang berkurang dikarenakan penurunan daya beli warga di warungnya.

"Daya belinya menurun, biasanya bisa habis memasak nasi sampai 7 kilogram beras sekarang cuman jadi 5 kilogram saja," terangnya.

Baca Juga: Stabilkan Harga, Bulog Jabar Distribusikan Beras SPHP ke Sejumlah Pasar

Untuk itu, Nani berharap harga beras kembali normal seperti biasa sehingga pengeluarannya untuk modal usaha bisa kembali stabil.

"Inginnya harga beras normal lagi, biar modal usaha bisa stabil dan tidak membengkak," harapnya.

Sementara itu, untuk menstabilkan harga beras di pasaran, dinas perdagangan dan perindustrian (Disdagin) Kota Bandung bersama Perum Bulog Jawa Barat telah mendistribusikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)  di sejumlah pasar di wilayah Jawa Barat.

Pimpinan wilayah Perum Bulog Jawa Barat M.Attar Rizal menjelaskan, pihaknya akan terus memastikan ketersediaan beras SPHP sepanjang tahun di wilayahnya. Langkah tersebut dilakukan untuk mengendalikan harga beras di pasaran yang terus melonjak.

Baca Juga: Harga Beras Naik, Pengusaha Warteg di Kota Tangerang Menjerit

Sepanjang tahun 2023 , Bulog telah menyalurkan 65.453 ton beras SPHP di 139 titik pasar melalui Gerakan Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (SIGAP SPHP) atau operasi pasar. 

"Sedikitnya ada 343 pedagang pasar yang menerima pasokan beras SPHP di Jawa Barat ini," papar Attar saat dihubungi, Jum'at (8/9).