Harga Beras di Batola Ikut Menanjak, Ternyata Ini Pemicunya

Meski berstatus salah satu lumbung padi Kalimantan Selatan, harga beras di Barito Kuala (Batola) ikut menanjak.

Kenaikan ongkos angkut diyakini ikut memicu kenaikan harga beras di Barito Kuala. Foto: Okezone

apahabar.com, MARABAHAN - Meski berstatus salah satu lumbung padi Kalimantan Selatan, harga beras di Barito Kuala (Batola) ikut menanjak.

Kenaikan harga beras tersebut terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Namun kenaikan tidak terjadi seragam di sejumlah kawasan.

"Hampir rata-rata harga beras naik mulai dari Rp1.000 hingga Rp3.000 per liter," papar Safiah, salah seorang pedagang beras di Marabahan, Selasa (15/11).

Seperti varian siam pandak dan arjuna, sekarang berharga Rp13.000 per liter. Sementara sebelumnya harga kedua varian ini sekitar Rp10.000.

"Kalau beras hanyar (baru dipanen) siam mayang, sekarang Rp15.000 hingga Rp17.000 per liter. Sebelumnya hanya Rp13.000 per liter," jelas Safiah.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Batola, Murniati, menepis kalau kenaikan harga beras disebabkan kegagalan panen.

"Seiring kenaikan BBM, biaya upah panen dan ongkos angkut ikut naik. Makanya petani tidak punya pilihan lain, sehingga menaikkan harga," jelas Murniati.

Dalam catatan Distan TPH, Batola memiliki total lahan tanam seluas 106.432 hektare hingga 2022. Sedangkan lahan yang rusak karena Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan dampak perubahan iklim (DPI) sekitar 7.000 hektare.

"Sedangkan lahan yang gagal panen sama sekali atau puso hanya sekitar 3.234 hektare," tandas Murniati.