Tren Pasar Batu Bara

Harga Batu Bara Naik, Analis Energi UGM: Lama-Lama Juga Turun

Harga batu bara terus menguat di pasar global mendekati USD150 per ton. Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi menilai kenaikan itu fluktuatif.

Ilustrasi tambang batu bara. Foto via bisnis.com

apahabar.com, JAKARTA - Harga batu bara terus menguat di pasar global mendekati USD150 per ton. Analis Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi menilai kenaikan itu fluktuatif.

Artinya, keadaan atau kondisi harga tersebut tak tetap atau berubah-ubah. Namun, kata dia harga batu bara bakal cenderung menurun.

"Kenaikan yang fluktuatif ini disebabkan karena peningkatan permintaan misalnya China dan sebagian negara Eropa," kata Fahmy kepada apahabar.com, Kamis (10/9).

Menurut Fahmy, saat ini memang keadaan energi di Eropa masih belum stabil. Penyebabnya yakni konflik antara Rusia dan Ukraina.

Apalagi Rusia merupakan salah satu negara eksportir batu bara terbesar di dunia. Konflik berkelanjutan dengan Ukraina berdampak besar kepada negara Eropa lainnya. Terutama dalam hal komoditas energi gas.

"Pasokan gas dari Rusia itu kan belum full. Sehingga pembangkit-pembangkitnya menggunakan batu bara," ujarnya.

Baca Juga: China Mengering, Harga Batu Bara Naik

Dalam jangka panjang, prediksi Fahmy, harga batu bara justru akan terus menurun. Pasalnya, negara-negara maju di seluruh dunia lebih memilih energi yang ramah lingkungan. 

Sebab, batu bara dianggap sebagai energi kotor. Lantaran prosesnya memiliki dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat yang besar.

Maksudnya, selama proses dari hulu ke hilir berkontribusi terhadap penambahan pencemaran udara. Apalagi batu bara melepaskan 66 persen emisi karbon lebih banyak CO2 per unit energi yang dihasilkan.

"Dalam jangka panjang itu justru akan menjadi tren penurunan yang cukup signifikan," jelasnya.

Sebelumnya, harga batu bara terus menguat di pasar global. Dipicu gejolak energi di China dan Australia.

Mengacu harga batu bara ICE Newcastle. Kontrak September ditutup di posisi USD148,25 per ton. 2 persen lebih tinggi dari sebelumnya.

Harga tersebut menjadi yang tertinggi dalam sebulan terakhir. Sejak awal Agustus, harga batu bara telah terapresiasi 6,7 persen dari USD138,85.

Ada dua hal yang jadi pemicu kenaikan harga batu bara. Pertama adanya gelombang panas di Asia, dan gejolak pasokan gas global di Eropa.