Kalsel

Harga Bapok di Kalsel Stabil, Kadisdag: Terpenting Jalur Distribusi Lancar

apahabar.com, BANJARBARU – Sepekan Ramadan, Dinas Perdagangan Kalsel pastikan harga bahan pokok di Kalsel stabil. “Pantauan…

Oleh Syarif
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani. Foto-Nurul Mufidah

apahabar.com, BANJARBARU – Sepekan Ramadan, Dinas Perdagangan Kalsel pastikan harga bahan pokok di Kalsel stabil.

“Pantauan kami sampai Jumat tadi (16/4) tidak ada kenaikan harga sembako, adapun harga yang berada di posisi tinggi itu hanya cabai rawit,” ujar Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani kepada apahabar.com, Senin (19/4).

Meski demikian, ia tak menutup mata ada kenaikan harga pada telur ayam di beberapa daerah. Namun itu katanya masih dalam batas harga acuan.

“Untuk telur itu sebenarnya memang jika dibilang ada kenaikan sih ada kenaikan karena kemarin harga Rp24 ribu/kg kemudian jadi Rp25 ribu/kg, dan Rp26 ribu/kg, tapi sebenarnya itu belum naik karena untuk telur itu sampai Rp26 ribu/kg batas harga acuannya,” jelasnya.

Kenaikan harga itu katanya karena permintaan telur meningkat, tetapi kenaikan Rp 1 ribu/kg itu dinilainya masih dalam batas toleransi.

“Pantauan kami di Banjarmasin harga telur ayam masih pada rentang Rp23 ribu/kg sampai Rp24 ribu/kg. Sampai saat ini tidak ada kenaikan sembako, mudah-mudahan didukung oleh kondisi cuaca yang bagus lalu jalur distribusi yang bagus juga,” terangnya.

Sebab, jika tidak ada gangguan cuaca seperti angin atau gelombang, maka pendistribusian bahan pokok dari luar Kalsel akan lancar.

“Begitu juga jalur distribusi antar Kabupaten Kota misalkan jembatan segala macam pasca banjir sudah bagus maka distribusi lancar,” katanya.

Sebab, ia mengklaim stok bahan pokok di Kalsel berlimpah.

“Sekarang ketersediaan bahan pokok itu banyak sekali di tempat kita, di distributor distributor. Sekarang yang sangat menentukan ya itu tadi, jalur distribusi mudah-mudahan jangan terhambat kalau terhambat walaupun barangnya banyak tidak ada artinya karena hambatan distribusi akan berpengaruh terhadap biaya transportasi,” ungkapnya.

Lalu, lanjutnya jika biaya transportasi naik maka berpengaruh terhadap biaya upah buruh.

“Akhirnya mau tidak mau pedagang menaikkan harga karena biaya – biaya itu akan dibebankan kepada harga,” pungkasnya.